Diskon Tarif Listrik dan Panen Raya Picu Deflasi Februari Kota Malang

Diskon Tarif Listrik dan Panen Raya Picu Deflasi Februari Kota Malang
Diskon tarif listrik 50 persen menjadi faktor dominan penyebab deflasi Kota Malang. (ist)

Malang, SERU.co.idKota Malang kembali mencatat deflasi pada Februari 2025 mencapai -0,69 persen (mtm), lebih dalam dibanding bulan sebelumnya sebesar -0,60 persen (mtm). Secara tahunan, deflasi tercatat -0,22 persen (yoy). Penurunan harga di beberapa sektor utama, terutama listrik dan bahan pangan, menjadi faktor utama penekan inflasi di Kota Malang.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), deflasi terbesar disebabkan penurunan harga pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya. Berkontribusi -0,70 persen (mtm) terhadap penurunan indeks harga.

Bacaan Lainnya

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang, Febrina menjelaskan, deflasi Kota Malang kali ini lebih banyak dipicu faktor musiman dan kebijakan pemerintah.

“Penurunan harga listrik akibat diskon tarif 50 persen yang masih berlanjut menjadi faktor dominan. Selain itu, panen hortikultura pada awal tahun menyebabkan melimpahnya pasokan. Terutama bawang merah, cabai rawit dan cabai merah, sehingga harga turun signifikan,” seru Febrina.

Selain itu, penurunan harga daging ayam ras juga menjadi penyumbang deflasi. Febrina menyebut, pasokan daging ayam meningkat seiring turunnya harga pakan ternak. Membuat harga daging ayam lebih terjangkau di pasar.

Baca juga: PT PAL Indonesia Tegaskan Komitmen Pemerataan Listrik Untuk Rakyat

Meskipun deflasi mendominasi, beberapa sektor mengalami kenaikan harga cukup signifikan, menahan laju deflasi lebih dalam. Kenaikan harga terutama terjadi pada:

  1. Emas perhiasan (+0,09 persen), terdorong oleh ketidakstabilan geopolitik global.
  2. Bahan bakar rumah tangga (+0,09 persen), akibat kenaikan harga LPG 3 kg berdasarkan SK Gubernur Jawa Timur 2025.
  3. Bensin (+0,06 persen), kembali naik setelah pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM Non Subsidi per 1 Januari 2025.
  4. Beras (+0,03 persen), mengalami lonjakan akibat terbatasnya pasokan beras SPHP di pasar.

Febrina mengingatkan, kenaikan harga beberapa komoditas strategis masih tetap perlu diwaspadai.

Baca juga: PLN Jatim: Kinerja Penjualan Listrik Tahun 2024 Tembus 44,3 TWh

“Meskipun secara keseluruhan deflasi, ada tren kenaikan harga pada beberapa sektor seperti bahan bakar, beras dan emas. Ini menandakan tekanan inflasi belum sepenuhnya hilang. Terutama jika pasokan pangan kembali berkurang dalam beberapa bulan ke depan,” jelasnya.

Pengendalian inflasi terkendali tidak terlepas dari koordinasi solid Pemerintah Kota Malang bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Berbagai upaya dalam menjaga stabilitas harga di antaranya:

  1. Sidak pasar memantau harga dan stok barang menjelang Ramadan (26-28 Februari 2025).
  2. Operasi pasar murah di Kantor Pos Kota Malang (24-28 Februari 2025).
  3. Pemantauan harga LPG 3 kg di pasar dan pedagang eceran.
  4. Pemantauan harga bahan pangan pokok sepanjang Februari 2025.
  5. Rapat koordinasi pengendalian inflasi bersama Kemendagri setiap pekan.

Baca juga: Kabar Gembira, Pemerintah Berikan Diskon 50 Persen Tarif Listrik hingga Daya 2.200 VA

Febrina menekankan, pentingnya strategi jangka panjang dalam menjaga stabilitas harga di Kota Malang. Sinergi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah dengan Bank Indonesia akan terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan program 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, serta Komunikasi efektif).

“Namun, tanpa langkah konkret dalam memperbaiki rantai distribusi dan memastikan pasokan pangan stabil sepanjang tahun, kita bisa menghadapi fluktuasi harga yang lebih tajam di masa mendatang,” pungkasnya. (afi/mzm)

disclaimer

Pos terkait