Banjir Lumpuhkan Kabupaten-Kota Bekasi, Pemukiman, Mal hingga Transportasi Terdampak

Banjir Lumpuhkan Kabupaten-Kota Bekasi, Pemukiman, Mal hingga Transportasi Terdampak
Kondisi banjir Bekasi dari udara. (ist)

Bekasi, SERU.co.idBekasi mengalami banjir besar, pada Selasa (4/3/2025) setelah hujan lebat mengguyur sejak, Senin (3/3/2025). Banjir merendam hampir seluruh wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi. Banjir telah melumpuhkan aktivitas warga, fasilitas umum dan transportasi.

BPBD Kota Bekasi mencatat tujuh kecamatan terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai 1-3 meter. Yaitu Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede dan Rawalumbu.

Bacaan Lainnya

“Kota Bekasi lumpuh, sampai di jalan utama, termasuk kantor pemerintahan,” seru Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto.

Sementara itu, di Kabupaten Bekasi, banjir diperparah oleh kiriman air dari hulu sungai. Enam kecamatan terdampak. Yakni Cibarusah, Serang Baru, Setu, Cikarang Utara, Cibitung dan Tambun Utara.

Baca juga: Plengsengan Kampus Ambrol, Dua Rumah Warga Tertimbun Longsor

Akibat banjir, sejumlah warga terpaksa naik ke atap rumah karena terlambat dievakuasi. Salah satunya Listya, warga Pondok Gede Permai. Dimana dua anggota keluarganya masih terjebak di lantai atas rumah.

Banjir juga merendam rumah sakit dan pusat perbelanjaan. Rumah Sakit Mitra Bekasi Barat tergenang, memaksa tenaga medis memindahkan peralatan dan pasien.

Mal Mega Bekasi tak luput dari banjir. Air tiba-tiba masuk ke lantai dasar, menyebabkan kepanikan pengunjung dan pedagang. Sejumlah orang berlarian ke eskalator, sementara lainnya sibuk menyelamatkan barang dagangan.

Baca juga: Tiga Titik Lokasi Longsor Menuju TNBTS Sudah Dapat Dilalui Kembali

Salah satu pemilik kios di Mal Mega Bekasi, Anizar mengungkapkan, kerugiannya mencapai Rp300-Rp400 juta. Besaran itu ditaksir dari nilai stok barang yang tak sanggup diselamatkan.

“Karena ada empat toko di bawah. Jualan baju anak, kemeja dan distro. Ada juga konter, tidak pakai toko tapi jual baju juga,” tuturnya.

Banjir mengganggu layanan TransJakarta dan KRL. Beberapa rute TransJakarta terpaksa dihentikan karena genangan air di sekitar Kayuringin dan Islamic Center. Sementara listrik di Stasiun Bekasi padam, memaksa operasional KRL beralih ke genset. Hal tersebut sontak menyebabkan keterlambatan perjalanan.

Baca juga: Bocah 9 Tahun yang Terseret Banjir di Jember Ditemukan Meninggal Dunia

Di jalan tol, banjir di Bekasi Barat menyebabkan kemacetan parah di Tol Jakarta-Cikampek. Exit Tol Bekasi Barat dialihkan untuk mengurangi kepadatan. Banjir juga menyebabkan amblasnya Jembatan Kemang Pratama di Bekasi. Polisi menutup akses jembatan dan mengalihkan lalu lintas melalui Pekayon dan Jatiasih.

Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Diana Kusumastuti menegaskan, banjir bukan akibat tanggul jebol. Melainkan curah hujan tinggi yang membuat debit air meningkat.

Baca juga: 22 Juta Rupiah Sisa Donasi dari Grup WhatsApp FDS Tersalurkan kepada Korban Banjir

Sementara itu, Pengamat tata kota Yayat Supriatna menilai, buruknya sistem drainase menjadi salah satu penyebab banjir parah. Ia menyebut, ketinggian sungai hampir setara dengan jalan, sehingga sedikit luapan saja langsung menyebabkan banjir besar.

“Kalau kondisi 2025 lebih parah dari 2020, berarti ada masalah di Bekasi. Sungai dan jalan hampir setara. Jadi hujan ekstrem sedikit saja, selesai sudah,” jelas Yayat.

Ia menekankan perlunya masterplan pengendalian banjir Jabodetabek secara menyeluruh agar bencana ini tidak terus berulang.

“Pemerintah berencana melakukan pengerukan sungai untuk mengurangi risiko banjir. Namun, pengerjaan ini belum bisa dilakukan dalam waktu dekat,” ujar Diana. (aan/mzm)

disclaimer

Pos terkait