Harga Pangan Picu Inflasi Desember 2024 Kota Malang

Harga Pangan Picu Inflasi Desember 2024 Kota Malang
Lonjakan harga kelompok makanan turut pengaruhi kenaikan inflasi Kota Malang. (foto:ist)

Malang, SERU.co.id – Inflasi Kota Malang Desember 2024 tercatat mengalami kenaikan yang dipengaruhi lonjakan harga kelompok makanan, minuman dan tembakau. Berdasarkan data BPS, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang menunjukkan inflasi bulanan sebesar 0,46 persen (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,24 persen (mtm). Secara tahunan, Kota Malang mengalami inflasi sebesar 1,36 persen (yoy).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang, Febrina menjelaskan, kenaikan inflasi tersebut dipicu oleh peningkatan harga beberapa komoditas pangan. Terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru.

Bacaan Lainnya

“Komoditas seperti telur ayam ras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit dan minyak goreng menjadi penyumbang terbesar inflasi di Kota Malang pada Desember 2024,” seru Febrina lewat rilis resmi yang diterima SERU.co.id.

Menurutnya, kenaikan harga telur ayam ras disebabkan oleh lonjakan permintaan pada momen Nataru. Sementara itu, kenaikan harga bawang merah terjadi akibat berakhirnya masa panen yang memengaruhi pasokan di pasar.

“Tingginya curah hujan juga memicu kenaikan harga cabai merah dan cabai rawit karena banyak petani mengalami gagal panen. Adapun kenaikan harga minyak goreng dipicu oleh meningkatnya harga minyak sawit mentah (CPO) dunia. Serta berakhirnya kebijakan Domestic Market Obligation (DMO),” tambahnya.

Febrina menegaskan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang telah melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi sepanjang Desember 2024.

“Beberapa langkah strategis telah dilakukan, seperti High-Level Meeting (HLM) pada 17 Desember 2024. Tujuannya menjaga stabilitas harga menjelang Natal dan Tahun Baru. Kemudian sidak pasar bersama Menteri Perdagangan pada 19 Desember 2024,” paparnya.

Selain itu, TPID juga menggelar Gerakan Pasar Murah (GPM) pada 2-13 Desember 2024 di 10 titik wilayah Kota Malang.

“Kami juga membuat iklan layanan masyarakat yang mengajak masyarakat berbelanja bijak. Serta melakukan pemantauan harga bahan pangan pokok selama Desember 2024,” tambah Febrina.

Febrina menegaskan, pengendalian inflasi tidak hanya menjadi tanggung jawab daerah. Namun juga hasil sinergi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia.

“Kami terus memperkuat Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan program 4K. Yaitu Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi serta Komunikasi efektif,” jelasnya.

Ia optimistis, langkah-langkah tersebut akan mampu menjaga inflasi Kota Malang dalam sasaran 2,5 ± 1 perse (yoy) pada tahun 2025.

“Sinergi yang kuat akan memastikan stabilitas harga dan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga,” ujar Febrina.

Meski terjadi inflasi, beberapa komoditas mencatatkan penurunan harga atau deflasi. Seperti alpukat, daging ayam ras, emas perhiasan, beras dan kentang.

“Penurunan harga beras terjadi karena stok yang memadai di pasar, sementara penurunan harga daging ayam ras disebabkan oleh overstock populasi ayam,” terang Febrina.

Penurunan harga emas perhiasan juga menjadi faktor penahan inflasi. Turunnya harga emas dunia memberikan dampak positif di pasar lokal, sehingga harga emas perhiasan di Kota Malang mengalami deflasi. (aan/ono)

disclaimer

Pos terkait