Batu, SERU.co.id – Dalam kegiatan Abang Tani Class yang diselenggarakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu pada Selasa, (26/11/2024), Pj. Wali Kota Batu mengungkapkan sebuah fakta. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batu, tahun 2023, sektor usaha pertanian di Kota Batu tercatat sebanyak 18.445 unit usaha.
“Secara umum jumlah jenis usaha pertanian di kota Batu ternyata semakin tahun semakin berkurang, bukannya semakin bertambah. Ini bisa dicatat. Apakah tahun 2024 nanti apakah data dari BPS akan semakin turun lagi,” seru Pj. Wali Kota Batu, Dr Aries Agung Paewai SSTP MM
Pj. Aries menjelaskan, dengan data tersebut maka ini harus menjadi sebuah kehati-hatian bagi pemerintahan kedepan. Bila saja data tersebut nantinya semakin berkurang, menurut Pj Aries, berarti ada lahan pertanian lahan hijau di kota Batu yang masuk dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang sudah beralih fungsi. Untuk itu, harus ada upaya kepedulian agar hal tersebut tidak terjadi di Kota Batu.
“Kita harus kunci, jangan sampai tidak kita kunci yang akhirnya nanti akan menjadi momok pemerintah kota Batu dan masyarakat kota Batu yang akan kehilangan sektor pertaniannya,” ungkapnya.
Baca juga: Hasil Sensus Pertanian Menunjukkan Pertumbuhan Petani Milenial di Kota Batu
Pj. Aries menyebutkan, meskipun saat ini sektor pariwisata menjadi sektor yang paling diunggulkan, tetapi ia mengingatkan, sektor pariwisata Kota Batu tidak akan tumbuh tanpa ada pertanian. Meskipun juga Kota Batu memiliki wisata buatan, namun hal tersebut bukan yang menjadi daya tarik utama. Pasalnya, obyek wisata buatan, setiap daerah juga bisa membuatnya.
“Sektor pertanianlah yang menjadi faktor yang sangat luar biasa dan harus tetap menjadi unggulan,” tuturnya.
Untuk itu, lanjut Pj. Aries, pemerintah daerah sebagai regulator jangan pernah berhenti dan hanya diam. Harus terus merespon positif apa yang diinginkan agar sektor pertanian tetap menjadi sektor unggulan. Harapan tersebut ia tujuan pula kepada siapapun pemimpin yang akan terpilih untuk menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu dalam Pilkada esok.
“Saya tidak membayangkan, 20 sampai 50 tahun ke depan, siapapun yang menjadi pemimpin kota Batu, tapi kalau dia tidak konsen di bidang pertanian maka tunggu akhir hayat hilangnya pertanian di kota Batu,” lugasnya.
Putra asli Makassar itu juga mengharapkan adanya konektivitas antara objek wisata di Kota Batu dengan usaha mikro kecil menengah (UMKM) hasil pertanian. Layaknya di luar negeri, UMKM selalu ada di sekitar tempat wisata sehingga terkoneksi dengan baik. Dengan demikian pariwisata juga terkoneksi dengan sektor pertanian. (dik/ono)