Malang, SERU.co.id – Universitas Negeri Malang (UM) menggelar Sidang Terbuka Senat Akademik Pengukuhan Guru Besar di Aula Gedung Kuliah Bersama (GKB) A19 Lantai 9, Kamis (14/11/2024). Keempat guru besar tersebut berasal dari berbagai fakultas dengan bidang keahlian yang beragam.
Rektor UM, Prof Dr Hariyono MPd menyampaikan, harapanannya para guru besar baru dapat menginspirasi seluruh sivitas akademika UM. Menurutnya, kontribusi mereka diharapkan memperkaya nilai moral dan intelektual bagi masyarakat.
“Kami berharap mereka mampu menginspirasi sivitas akademika UM dengan meningkatkan nilai moral dan intelektual bagi masyarakat,” seru Prof Hariyono, sapaannya, dalam pidato sambutannya, Kamis (14/11/2024).
Lebih lanjut, Prof. Hariyono menegaskan, UM menambah 16 guru besar tahun ini, meski tidak semuanya dikukuhkan bersamaan. Hal ini dikarenakan pengukuhan ini adalah hal yg bermakna.
“Kami ingin menjaga kaidah pengukuhan agar lebih bermakna dan bertanggung jawab, bukan hanya seremonial,” jelasnya.
Dalam pengukuhan ini, Prof Hariyono mengingatkan, pentingnya jabatan akademik sebagai peran yang perlu diemban dengan integritas. Ia juga menyinggung sejarah profesi profesor yang awalnya berfokus pada peran keagamaan sebelum berkembang menjadi jabatan akademik di abad ke-14 dan ke-15.
Baca juga: Ungkap Bias Gender dalam Cerita Rakyat, Dosen UM Hasilkan Buku Bersama Akademisi Malaysia
Prof Hariyono menggarisbawahi, ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak dan selalu terbuka untuk dikaji ulang. Menurutnya, ini mencerminkan persepsi seorang profesor tidak seharusnya dianggap final. Karena pengetahuan terus berkembang mencari kebenaran yang belum tentu tetap.
Adapun keempat guru besar tersebut, diantaranya:
– Prof Habidin MSi PhD, sebagai Guru Besar bidang Ilmu Asesmen Pembelajaran Kimia. Membawakan pidato pengukuhan berjudul ‘Visualisation in chemistry: tools for chemistry teaching and assessment’
– Prof Martutik MPd, sebagai Guru Besar bidang Ilmu Analisis Wacana dan Pembelajarannya. Membawakan pidato pengukuhan dengan judul ‘Pembelajaran bahasa indonesia berbasis kajian wacana’.
– Prof Siti Sendari ST MT, sebagai Guru Besar bidang Ilmu Interaksi Manusia dan Mesin. Membawakan pidato pengukuhan dengan judul ‘Interaksi manusia-mesin: adopsi perilaku eksplorasi belajar manusia pada mesin melalui genetic network programming dan reinforcement learning.
– Prof I Nyoman Ruja SU, sebagai Guru Besar bidang Ilmu Sosiologi Pedesaan Berkelanjutan. Membawakan pidato pengukuhan dengan judul ‘Peluang dan tantangan pengentasan kemiskinan ekstrem: perspektif sosiologi pedesaan’.
Baca juga: Drama Musikal Ken Arok dan Ken Dedes Sukses Memukau Pesta Rakyat UM
UM berharap, para guru besar tersebut dapat menjadi agen perubahan yang mampu mendorong kemajuan ilmu pengetahuan di UM dan memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. Dengan bertambahnya jumlah guru besar, UM semakin optimis dalam menghadapi tantangan global dan berkontribusi dalam mencetak SDM berkualitas demi kemajuan bangsa. (ws12/rhd)