Drama Musikal Ken Arok dan Ken Dedes Sukses Memukau Pesta Rakyat UM

Drama Musikal Ken Arok dan Ken Dedes Sukses Memukau Pesta Rakyat UM
Departemen Sastra Indonesia gelar pementasan drama untuk latih mahasiswa berkreasi. (foto: afi)

Malang, SERU.co.id – Departemen Sastra Indonesia (DSI), Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UM) sukses menggelar drama musikal ‘Lagu Cinta Sang Pecinta Ken Arok dan Ken Dedes’ di Sasana Budaya UM, Senin (11/11/2024) malam. Pertunjukan ini berhasil menarik ratusan penonton dengan kolaborasi musik tradisional dan modern. Kisah klasik Kerajaan Singosari ini pun hidup kembali dengan cara yang segar dan memikat.

Disutradarai oleh Dr Sn Indra Suherjanto SPd MSn, pementasan ini mengadaptasi kisah klasik dari kitab Pararaton yang menceritakan legenda Kerajaan Singosari. Indra menjelaskan, naskah ini sengaja diubah ke Bahasa Indonesia untuk menyesuaikan dengan konsep musikal yang menggabungkan teks puitis dengan elemen drama.

Bacaan Lainnya

“Pementasan naskah ini sudah lama saya inginkan. Awalnya saya ingin Ken Arok menjadi mafia, tetapi legendanya tetap saya pertahankan dengan sentuhan yang lebih membumi. Dari sisi yang saya baca ada kontroversi, sebenarnya yang bahagia itu Ken Dedes atau Ken Arok? seru Indra saat ditemui di sela-sela pementasan.

Lebih lanjut, Indra mengaku, cukup puas dengan hasil pementasan ini. Dengan waktu latihan terbatas, sekitar dua bulan, dan sebagian besar pemain tidak memiliki latar belakang teater, tetapi bisa berjalan dengan lancar.

“Kami sempat merencanakan pementasan ini untuk 8 Desember, tetapi akhirnya dimajukan. Persiapan harus diakali sebaik mungkin. Dengan segala keterbatasan dan kendala, keberhasilan ini patut disyukuri,” tambah Indra.

Menurut Ketua Pelaksana, Devina, pementasan drama atau yang lebih populer dengan ‘Pesta Rakyat’ ini berbeda dari tahun sebelumnya yang fokus pada sendratari.

“Acara ini merupakan hasil kerja sama antara Departemen Sastra Indonesia dan Himpunan Mahasiswa. Para aktor merupakan mahasiswa angkatan 2021 hingga 2024. Tahun ini kami mencoba drama musikal dengan kolaborasi musik tradisional dan modern untuk menambah kemeriahan pesta rakyat,” jelasnya

Sementara itu, Produser Pementasan, Dr Dwi Sulistyorini SS MHum menambahkan, tantangan terbesar adalah waktu yang singkat minimnya pengalaman mahasiswa dalam drama.

“Kami memutuskan untuk menyederhanakan naskah dan menguatkan elemen musik tradisional dan modern sebagai pembeda. Alhamdulillah pertunjukan berhasil mengemas karakter tokoh dengan baik dengan memanfaatkan SDM yang ada. Misalnya dengan dengan memunculkan mahasiswa berperan sebagai dalang dalam cerita,” urai Dwi usai pementasan.

Dwi berharap, pementasan ini menumbuhkan kreativitas mahasiswa, khususnya saat bermain peran dan lakon. Saat bermain drama, mahasiswa bisa mengaktualisasikan bagaimana karakter-karakter tokoh. Selain itu, dalam drama ada perpaduan musik dan nilai rasanya.

Salah satu pengunjung, Muhammad Ilham menyampaikan, apresiasinya terhadap pesta rakyat yang selalu dinanti setiap tahunnya. Menurutnya, Pesta Rakyat di UM tahun ini memberikan warna baru dengan perpaduan tradisi dan modernitas.

“Penggabungan musik modern dan tradisional sangat menarik. Namun, alur cerita terasa singkat dan kurang kompleks. Saya harap ke depan akan ada tema-tema menarik lainnya,” ungkapnya.

Keberhasilan pementasan drama musikal ini berkontribusi pada pencapaian SDGs, khususnya pendidikan berkualitas (SDG 4), inovasi dan infrastruktur (SDG 9), serta pelestarian budaya (SDG 11). Dengan melibatkan mahasiswa yang sebagian besar belum berpengalaman di bidang teater, acara ini menjadi sarana pembelajaran kreatif dan pengembangan diri bagi para peserta. Pementasan ini juga membantu menjaga dan mempromosikan warisan budaya Jawa Timur, khususnya pengenalan kembali kisah Ken Arok dan Ken Dedes yang sarat nilai sejarah. (aan/ono)


Pos terkait