Sementara itu, Rektor Universitas Ma Chung periode 7 Juli 2015 – 7 Juli 2019, Dr Chatief Kunjaya MSc menyampaikan, Universitas Ma Chung berinisiatif untuk bertransformasi dan berinovasi agar mampu terus bertumbuh dalam perubahan zaman. Bahkan menjadi pemimpin dan berkontribusi dalam beragam sektor.
Berkaca latar belakang para pendiri Universitas Ma Chung yang notabene para pengusaha, Universitas Ma Chung Malang mewajibkan mata kuliah enterpreneurship bagi mahasiswanya. Selain misi khusus mencetak pengusaha muda dengan terejawantahnya entrepreneurship dalam diri mahasiswa.
“Profesi pengusaha dinilai mampu berkiprah dalam membangun bangsa dan negara Indonesia, sebagaimana prinsip Ma Chung ”Minum Air Ingat Sumbernya” yang ditanamkan sejak kuliah. Dengan menjadi pengusaha, harapannya dapat memberikan manfaat langsung terciptanya lapangan kerja dalam pembangunan Indonesia. Bentuk pengabdian masyarakat secara riil dan paling membanggakan yaitu bisa membuka lapangan kerja,” ungkap Dr. Chatief Kunjaya MSc, yang dikenal sebagai ahli Astronomi, dalam pidato akhir masa jabatannya, 7 Juli 2019.
Meski nama Leenawaty Limantara MSc PhD, tidak banyak yang tahu, namun pendiri Universitas Ma Chung ini dikenal sebagai ahli pigmen klorofil dan aplikasinya dalam fotodinamika terapi. Wanita yang kerap disapa Shinta ini merupakan ilmuwan perempuan Indonesia dan pemimpin perempuan institusi pendidikan tinggi di Indonesia.
Rektor Universitas Ma Chung periode 7 Juli 2007 – 7 Juli 2015 ini mampu membawa Universitas Ma Chung diakui sebagai lima universitas swasta terbaik di Jawa Timur. Berbagai penghargaan prestisius baik sebagai ilmuwan maupun sebagai pendidik telah ia dapatkan.
Pada akhirnya, makna lambang Universitas Ma Chung, yakni tiga bentuk gelombang air menunjukkan Tri Dharma Perguruan Tinggi terbukti. Dimulai pengajaran, penelitian sampai ke pengabdian kepada masyarakat. Spirit alumni itu ternyata tetap abadi. (afi/rhd)