Sementara itu, Camat Kepanjen, Yateno mengatakan yang sama dengan Subianto, yakni kebanyakan warga yang mengurus administrasi kependudukan di Kecamatan Kepanjen. Lebih memilih cara manual dibandingkan menggunakan ADM.
“Yang pakai ADM hanya warga yang masih muda, seperti mahasiswa atau siswa SMA. Kalau ibu-ibu atau bapak-bapak, nggak bisa mengoperasikan, rata-rata ke teman-teman (petugas) yang ada di kantor kecamatan,” terang Yateno.
Menurutnya, saat ini warga baru bisa mengoperasikan teknologi sebatas pesan Whatsapp. Namun saat diminta mengoperasikan teknologi seperti ADM, mereka mengalami kesusahan.
“Jangankan masyarakat, teman-teman yang di pemerintahan belum tentu bisa semua. Masyarakat masih belum siap,” ucapnya. (wul/ono)