Malang, SERU.co.id – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang menilai, okupansi perhotelan di Kota Malang semakin membaik pada semester awal di tahun 2023.
Ketua PHRI Kota Malang, Agoes Basoeki menyampaikan, peningkatan mulai terlihat sejak bulan Februari hingga Juni. Sementata, pada awal tahun 2023 sempat turun.
“Kalau Januari 2023 itu agak turun, Februari itu baru naik okupansinya, Maret sampai Juni ini sudah sangat bagus,” seru Agoes Basuki.
Walaupun tiap hotel memiliki okupansi yang berbeda, namun PHRI Kota Malang mendapat nilai okupansi rata-rata mencapai 60 hingga 70 persen.
“Tapi kalau di rata-rata ada 60-70 persen okupansi perhotelan, jadi untuk satu Kota Malang,” terangnya.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, menurut Agus, efek pandemi memberikan dampak buruk bagi dunia bisnis perhotelan.
“Iya. Tapi yang pertama jelas karena pandemi sudah semakin melandai, bahkan berangsur ke endemi. Kalau di 2022 kan istilahnya kita dipasung karena pandemi itu,” ungkapnya.
Peningkatan okupansi itu tak lepas dari upaya bersama para pengelola hotel yang berkolaborasi dengan pihak akomodasi maupun dengan jasa lainnya.
“Di 2023 ini juga dikarenakan kreatifnya akomodasi dan jasa yang lainnya, karena kan bagaimana kita mengelola pariwisatanya sehingga bisa mengelola okupansi, jadi diperkuat kolaborasi,” ujarnya.
Ia melanjutkan, kolaborasi antar sektor itu memang sangat diperlukan, baik dari pemerintah maupun swasta.
“Ada (kolaborasi) seperti travel, ada objek wisata, dan ada pemerintah melalui Disporapar, kemudian Kopindag, itu sekarang dekat sekali kita,” tandasnya. (jup/mzm)