Malang, SERU.co.id – Pemerintah Kota Malang menemui Keluarga Besar Indonesia Timur Bersatu (KBITB) Malang Raya di Ruang Sidang Balaikota, Selasa (27/6/2023) guna mengulas permasalahan yang terjadi di Tlogomas, Minggu (25/6/2023) lalu. Wali Kota Malang Sutiaji yang hadir bersama Wakil Wali Kota menegaskan kericuhan tersebut sudah ditangani oleh aparat keamanan, sehingga sudah clear.
Sutiaji menegaskan agar semua pihak tidak terjebak dengan pemberitaan yang menggiring ke arah perpecahan, terutama yang beredar di media sosial. Ia menyampaikan, semua permasalahan yang terjadi sudah mendapat penanganan yang semestinya dari pihak berwajib.
“Waspada kepada bola liar atau hoax. Saat ini persoalan sudah clear, tidak ada masalah apa-apa. Artinya bahwa kejadian kemarin kita serahkan sepenuhnya kepada aparat yang berwajib,” seru Sutiaji.
Sutiaji juga mendorong kepada pihak berwenang agar permasalahan ini lekas selesai, sehingga tidak merembet ke hal yang tidak diinginkan. Ia memastikan, Kota Malang harus menjadi wilayah yang nyaman untuk semua kalangan.
“Tentu kami memohon kepada pihak berwenang untuk segera diusut, segera ada tindakan tegas,” tambahnya.
Sementara, Ketua KBITB Malang Raya, Moses Christian berharap kejadian yang terjadi di Tlogomas tersebut tidak menjadi cerminan dari semua komunitas Indonesia Timur yang ada di Kota Malang.
Di sisi lain, ia juga mohon pengertian masyarakat Kota Malang agar tidak menganggap orang-orang komunitas Indonesia Timur dengan sebelah mata. Mereka juga harus dilibatkan dalam setiap kegiatan kemasyarakatan yang ada di lingkungan mereka.
“Mereka di sini sekolah, tidak semua orang timur di sini melakukan hal seperti itu. Jangan anggap perilaku semua orang Timur di sini bermasalah. Kita ada yang menimba ilmu, bekerja, dan lain sebagainya,” jelas Moses.
Sebelumnya, terjadi bentrokan yang melibatkan antar puluhan mahasiswa asal NTT di sebuah kafe yang terletak di belakang Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Minggu (25/6/2023) dini hari. Dari kejadian itu mengakibatkan tewasnya seorang mahasiswa asal Sumba Barat.
Sayangnya, aksi solidaritas terhadap korban diwujudkan dalam bentuk sweeping oleh ratusan mahasiswa NTT untuk mencari pelaku pembunuhan. Namun, sweeping tersebut juga diwarnai aksi pengrusakan beberapa rumah warga. (jup/rhd)