Viral Bus Masuk Jurang, Begini Kata Pakar Teknik Mesin UMM

Detik-detik bus masuk jurang wisata Guci, Kabupaten Tegal. (ist) - Viral Bus Masuk Jurang, Begini Kata Pakar Teknik Mesin UMM
Detik-detik bus masuk jurang wisata Guci, Kabupaten Tegal. (ist)

Batu, SERU.co.id – Masih hangat dalam perbincangan publik, peristiwa terjungkirnya bus masuk jurang sedalam 15 meter di kawasan wisata Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah pada Minggu (7/5/2023) lalu. Berbagai dugaan penyebab laka yang merenggut dua korban jiwa itu bermunculan, termasuk adanya dugaan kegagalan fungsi hand rem pada bus.

Peristiwa yang menggegerkan dunia Pariwisata itu pun mendapat perhatian dari salah satu dosen Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Iis Siti Aisyah, ST MT PhD IPM. Iis, sapaan akrabnya mengatakan, seharusnya sopir bus tidak meninggalkan bus dalam keadaan menyala walaupun sudah ditahan dengan handrem. Apalagi di tengah kondisi jalan yang curam atau adanya kemiringan.

Baca Lainnya

“Dalam keadaan parkir, seharusnya mesin mobil dimatikan. Meskipun tidak ada aturan yang melarang hal ini di Indonesia, meninggalkan kendaraan terlalu lama dalam keadaan parkir akan sangat membahayakan,” seru Iis.

Secara detail, Dosen Teknik itu menjelaskan, jika memanaskan kendaraan terlalu lama, bisa menyebabkan terbakarnya kendaraan. Karena disaat kendaraan berhenti, proses pendinginan justru tidak terjadi. Sementara pendinginan yang biasa didapat dari aliran udara yang mengalir (bergerak) tidak tersedia.

“Sehingga mesin dan saluran buang cenderung lebih cepat panas,” jelasnya.

Terkait fungsi hand rem, Iis menuturkan, hand rem tidaklah sekuat rem utama. Sehingga ada batas maksimum berat muatan dan kemiringan yang bisa diatasi olehnya. Jika tidak diawaki, maka kejadian-kejadian diluar kebiasaan bisa menyebabkan terjadinya kendaraan bergerak.

“Handrem itu tidak pernah pakem, karena dia sistemnya mekanik dan tarikannya dibagi keempat roda. Sebagai ilustrasi, kalau rem tangan (hand rem) terpasang dan kendaraan digas, maka rem tidak cukup kuat untuk mengatasi daya mesin,” tegas Iis.

Dosen Teknik Mesin UMM, Iis Siti Aisyah, ST MT PhD IPM. (ist) - Viral Bus Masuk Jurang, Begini Kata Pakar Teknik Mesin UMM
Dosen Teknik Mesin UMM, Iis Siti Aisyah, ST MT PhD IPM. (ist)

Ketua Prodi Teknik Mesin UMM itu menambahkan, pada posisi jalanan menurun tentunya akan menambah gaya gravitasi. Apabila ditambah dengan beban kapasitas penumpang yang terisi penuh, maka beban yang ditanggung tidak mampu ditahan oleh hand rem.

“Jika parkir di permukaan miring, maka resultan gayanya menjadi tidak tegak lurus, tetapi membentuk sudut sesuai kemiringan. Semakin besar kemiringan, semakin besar pula sudut resultannya. Hal itu memberikan tarikan akibat resultan gaya, dikarenakan berat kendaraan ke depan atau belakang kendaraan (tergantung posisi kemiringan kendaraan dan posisi titik beratnya),” beber Iis.

Terakhir, dosen asal Sukoharjo, Jawa Tengah itu menyampaikan, perlu adanya pengetahuan khusus bagi pengemudi atau sopir kendaraan-kendaraan besar. Selain itu, belajar dari peristiwa tersebut, regulasi juga perlu diperketat. Karena kecelakaan seringkali terjadi akibat kelalaian pengemudi dan kondisi kendaraan yang tidak sesuai. (dik/rhd)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *