Batu, SERU.co.id – Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Junrejo menemukan bangunan Batu Flower Garden (BFG), Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, mepet dengan tebing. Mereka khawatir bakal ada longsor dan membahayakan.
Hal itu diungkap oleh Camat Junrejo, Arief Rachman Ardyasana, usai melakukan penanaman rumput vetiver di Coban Putri, Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Selasa (18/2/2022). “Tadi kami tahu waktu ke Coban Putri. Kok ada bangunan yang mepet tebing dan membahayakan. Secepatnya kita panggil, kalau bisa minggu-minggu ini. Kami khawatir jika nanti sampai longsor, apalagi sekarang musim hujan,” seru Arief.
Saat di lokasi, camat menemukan bongkahan pondasi berdiameter kurang lebih 40 centimeter. Kemudian adanya jalur longsoran tepat berada di bawah bangunan permanen yang mengarah ke warung di kawasan Coban Putri.
Muspika juga berencana untuk melihat langsung dari posisi atas, atau langsung ke lokasi. Hal itu untuk memastikan langsung seperti apa pemandangan dari atas di tempat bangunan. “Kami menilai ini rawan bencana, tadi ada longsor. Apalagi mepet dengan garis tebing. Kita (Muspika) akan panggil pengelola BFG,” janji Arief.
Tujuannya, Muspika ingin mendengar penjelasan langsung dari pihak Batu Flower Garden terkait bangunan tersebut. Lalu solusi apa untuk mengantisipasi longsor ketika hujan deras turun. “Yang kami takutkan bakal ada longsor yang bisa membahayakan dan berdampak ke Coban Putri. Penilaian kami cukup rawan,” tegasnya.
Arief menyarankan, kalau bisa bangunan tidak dibangun di lokasi yang rawan dan membahayakan keselamatan. Harus ada perencanaan matang terhadap lingkungan. “Kami akan memanggil pengembang di Tlekung agar tidak terjadi dampak bencana. Kami awali panggilan dulu. Jika tidak ada respon, kita bakal minta bantuan pemkot,” ucapnya.
Menanggapi hal ini, perwakilan pengelola BFG, Kusnan menjelaskan, menyerahkan keputusan kepada pemilik. Pasalnya, ia hanya di lapangan tidak memiliki wewenang lebih. “Saya sampaikan ke pemilik, pemiliknya bernama Pak Pendik. Rencananya bangunan itu untuk ruang rapat sesuai permintaan pengunjung,” terang Kusnan.
Biasanya pengunjung hanya berswafoto saja, untuk itu mereka pun berharap adanya tempat tertutup yang bisa menampung kegiatan pengunjung. Dari situlah pemilik memberanikan diri untuk membangun bangunan tersebut. “Inikan tempat wisata ya kita buat sebagus mungkin. Konstruksinya pun kita serahkan pada arsitek, dan bangunan sesuai standart layak,” kilahnya.
Untuk pembangunan sudah berjalan 2 bulanan. Bahkan ia membenarkan jika ada bongkahan yang jatuh ke Coban Putri, dan langsung dicek oleh pekerja saat sore hari. “Jika dari bawah ada spase 10 meter. Kita desain sekokoh mungkin,” tutupnya. (rka/rhd)