Malang, SERU.co.id – Banyaknya aduan masyarakat tentang adanya balap liar yang cukup mengganggu, membuat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang mengusulkan untuk membuat sirkuit balap di belakang Gor Ken Arok, Kedungkandang.
Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika mengatakan, gagasan tersebut adalah salah satu upaya untuk menampung aspirasi masyarakat yang merasa dirugikan. Dan memberikan wadah untuk para pembalap liar yang selama ini dirasa meresahkan, selanjutnya menyalurkan kegiatan tersebut di tempat yang layak.
“Kami menginginkan Disporapar, dalam hal ini dia yang menampung kepemudaan. Untuk segera membuat kajian, membuat sirkuit (balap). Artinya, ini harus kita tampung, kita berikan wadah,” seru Made, saat dikonfirmasi SERU.co.id.
Menurut Made, rencananya Gor Ken Arok di bagian belakang dipilah menjadi lokasi yang cocok untuk pembanguan sirkuit itu. Selain memberikan wadah, nantinya para pembalap juga akan diberikan pembinaan.
“Jadi kita tampung disitu, jadikan pembinaan. Jadi yang menggunakan sirkuit itu, kalau belum punya SIM, ya tidak boleh. Sebagai bagian dari kita tertib lalu lintas juga,” jelasnya.
Dia menyebut, untuk nominal anggarannya dirinya belum tahu pasti dan diajukan di Anggaran Pendapatan Daerah Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun depan. Untuk dikaji Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2023 dan penyusunan tahun 2024 mendatang.
“Karena kan kita perlu Detail Engineering Design (DED)-nya juga. Jadi kita tidak grusa-grusu, kita buat DED nya yang matang, seperti apa pengelolaannya, anggarannya, baru akan kita bangun,” ucap Made.
Diharapkan, dengan dibangunnya sirkuit balap tersebut para pelaku bisa lebih teredukasi tentang bahayanya balapan di tempat umum. Dimana juga merugikan para pengguna jalan lainnya.
“Jadi edukasi dan tempat yang disiapkan untuk memfasilitasi mereka. Sehingga pelaku balap liar ini tidak di tempat umum dan mengganggu aktivitas masyarakat. Kalau ada tempat (sirkuit) tidak ada lagi masyarakat terganggu, minim bahaya kecelakaan lalu lintas lagi. Ini yang harus diperhitungkan,”harapnya. (wul/ono)