UMM Gandeng Kopi KKN, Cetak Enterpreneurship Mahasiswa Dalam Industri Kopi

Antusias mahasiswa dalam sharing diskusi konten kreatif. (rhd)

Kota Malang, SERU – Suasana akrab dan menyenangkan nampak dalam pembukaan kopi Kreasi Kopi Nusantara (KKN), yang terletak di jalan Soekarno-Hatta 1, Kota Malang, Senin (16/12/2019) sore.

Baca Lainnya

Keseruan tersebut lantaran kemasan diskusi gayeng, yang menghadirkan Nadira Al Qadri (mahasiswi UMM, selebgram @alqadrinadia yang main IG sejak 2015), Hari Obbie dan Yudistira (alumni UMM, konten kreator Youtuber), yang rela berbagi tips dan motivasi sukses kepada para mahasiswa UMM.

“Konsepnya, UMM dan kopi KKN mengajak para mahasiswa dan anak muda berani berentrepreneur, juga sosial bisnis atau sosial entrepreneur. Sebagaimana misi UMM yaitu dari Muhammadiyah untuk bangsa,” seru Wakil Rektor II UMM, Dr Nazaruddin Malik MSi, kepada SERU.co.id, disela acara.

Ragam menu dan variasi harga yang ditawarkan kopi KKN. (rhd)

Dengan kerjasama itu, lanjut putra Malik Fajar ini, kopi KKN menjadi laboratorium dan outlet tempat mengolah dan produksi aneka minuman kopi. Dimana anak muda/mahasiswa berbakat dari kalangan tidak mampu, dapat belajar kewirausahaan. Nantinya, mahasiswa tersebut akan mendapatkan penghasilan dan beasiswa untuk kuliah.

“Mahasiswa berbakat yang tidak mampu ekonomi tadi bisa belajar berwirausaha di sini. Bisa jadi barista, dan lainnya. Lalu hasil penjualan KKN itu kita sisihkan untuk supporting bisnis  mengembangkan usaha-usaha kreatif mahasiswa, termasuk beasiswa kepada mahasiswa tidak mampu yang memiliki bakat-bakat tertentu,” beber Nazar, sapaan akrabnya.

Sementara itu, owner kopi KKN, Frederick, mengatakan, salah satu alasan memilih UMM dalam kerjasama, lantaran suka dengan konsep dan program enterpreneur dan entreprise UMM.

“Awalnya kami akan mengajak semua mahasiswa dari semua perguruan tinggi. Namun tawaran UMM cukup menarik. Selain berbisnis, kita juga ingin menciptakan suatu sistem dimana mahasiswa dan anak-anak muda sekarang itu bisa membuat bisnis tapi tidak asal-asalan. Kita arahkan ke jalur yang benar,” cerita Frederick.

Menurutnya, usaha kafe bukanlah sekedar bisnis kuliner biasa. Perlu interaksi antara pelaku bisnis dan konsumen. Salah satunya menangkap ide-ide mahasiswa atas apa dan bagaimana keinginan milenial sebagai target pasar.

“Tak sekedar jadi konsumen, namun mahasiswa berpeluang menjadi mitra. Dengan memberikan kesempatan dan wadah untuk membantu para mahasiswa berentrepreneurship yang benar,” beber Frederick.

Nadira Al Qadri, Hari Obbie dan Yudistira, berbagi tips kesuksesan mereka mengelola akun medsos. (rhd)

Menurutnya, jika sesama mahasiswa berinteraksi dan memiliki visi yang sama, tak akan canggung saling bertukar ide dan saling support. Bahkan bisa diterapkan di KKN agar semakin berkreasi dan maju.

“Polanya, nanti mereka yang mengatur bagaimana manajemen kopi KKN ke depan. Kami hanya memantau dan mengarahkan. Selain itu, nanti kita datangkan orang-orang yang udah cukup sukses untuk sharing. Baik itu untuk manajemen, maupun konsumen seperti acara ini diluar kopi,” terang pria yang mengaku kelahiran Malang ini.

Dibalik itu, pria yang sudah malang melintang di dunia industri kopi sejak 2006 ini, akan mengedukasi bagaimana dan apa itu kopi dan segala pernak-perniknya. Mengubah dan menciptakan konsep bahwa nongkrong itu tidak selalu harus mahal tapi juga menghargai. Dan enak itu tidak harus mahal. Seperti harga kopi yang disuguhkan di kopi KKN, mulai Rp 10 ribu hingga Rp 18 ribu, plus suguhan literasi.

“Dalam perkembangannya sekolah tentang ilmu kopi itu mahal, seperti sekolah barista, sekolah rosting itu kan mahal. Kita ingin membuka sharing knowledge dan kerjasama dengan beberapa rekan barista dan rosteri bersertifikasi. Setidaknya anggapannya nanti berubah, ternyata menjadi barista dan rosteri itu tidak mahal,” tandas supplier beragam jenis kopi dari Sumatera hingga Papua ini. (rhd)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *