“Hal itu (integritas pelatih) sudah diterapkan sepak bola eropa sejak lama. Sebab, dasar-dasar sepak bola harus dilakukan dan diterapkan secara benar dengan pelatih yang sudah terbukti secara akademik,” sambungnya.
Haris juga mengaku, dalam mencari bibit unggul bisa juga dilakukan dengan berkolaborasi dengan berbagai lembaga pendidikan. Dimulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi.
“Tujuannya adalah jika di tempat belajar mereka mendapatkan prasarana yang memadai, maka akan mudah untuk menemui pemain andal,” kata Haris.
- 35 Siswa Dinyatakan Lulus Program Vokasi TJSL PLN Bersama Skariga
- Soal Penahanan Ijazah, Kepsek SMKN 2 Bagor Tegaskan Bukan Karena Tunggakan, Tapi Prosedur Cap Tiga Jari
- Calon Mahasiswa Asing Di UMM Tembus Lebih Dari 2000 Pendaftar
Disamping itu, Indonesia juga harus mampu membuat atmosfer kompetisi profesional yang baik. Pasalnya, akan berefek pada bagusnya fisik, mental, teknik dan psikis pemain muda. Lebih lanjut, PSSI seharusnya melahirkan kompetisi dari seluruh kategori usia muda.
“Tanpa adanya kompetisi bagus, tak akan ada pula pemain muda yang bagus. Salah satunya seperti yang akan kita lakukan nanti di tanggal 17-19 Juni. Akan ada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Forum Sekolah Sepak Bola Indonesia (FOSSBI) U-12 di stadion UMM,” tambahnya.