Malang, SERU.co.id – Akhir-akhir ini jagat maya digegerkan oleh berbagai tulisan poster mahasiswa dalam aksi 11-12 April kemarin. Terkait hal itu, banyak pihak yang menyayangkan dengan aksi yang diduga sebagai kebutuhan eksistensi di media sosial.
Salah satu mahasiswa yang tergabung dalam gerakan aksi Cipayung Kota Malang pada Kamis (14/4/2022), Tofa mengatakan, aksi pada hari ini bersih dengan kata-kata satir yang berbau seksisme. Pasalnya, kedatangan mahasiswa tersebut murni untuk menyampaikan aspirasi.
“Kami murni datang ke sini untuk menyerukan aspirasi kami. Bukan untuk kebutuhan instatory, apalagi menggunakan kata-kata yang tidak pantas,” seru Tofa saat dimintai keterangan.
Dirinya juga menegaskan, massa aksi yang hadir hanya membawa atribut secukupnya. Tidak berlebihan, dan sebisa mungkin menjaga situasi aksi dengan lancar dan damai.
“Kita bawa banner, yang mewakili tuntutan-tuntutan kami. Dari koordinator lapangan, juga menghimbau agar aksi ini berjalan tanpa adanya perilaku anarkis,” imbuhnya.
Senada, salah satu mahasiswa yang enggan disebutkan namanya mengatakan, untuk menyampaikan aspirasi tidak perlu dengan melakukan hal-hal yang terkesan menjelekkan.
“Itu kan terlalu menyudutkan suatu gender, jadi saya rasa tidak perlu. Di kampus, kita juga diajarkan mengenai kesetaraan gender,” katanya.
Menurutnya, mahasiswa yang turun dalam aksi pada hari ini sudah paham terkait apa yang perlu disampaikan. Menurutnya, tidak perlu melakukan hal-hal yang tidak mencerminkan kaum intelektual.
“Jelas mas, karena itu tidak elegan. Kita sebagai mahasiswa kaum intelektual kita bisa menyerukan aspirasi tanpa menggunakan kata-kata seperti itu,” tutupnya. (ws5/ono)
Baca juga:
- Dr Sholikh Al Huda Minta Kejagung Tidak Kendor Usut Kasus Korupsi Pengadaan Chromebook
- Marsma Reza Sastranegara Ngopi Bareng Wartawan Sambil Bahas Sinergi Lanud Abd Saleh dan Media
- DPRD Jatim Dorong Kota Malang Jadi Pilot Project Pelayanan Publik Berbasis Digital
- Gunung Semeru Erupsi, BMKG Pantau Sebaran Abu Vulkanik ke Arah Barat
- Kisah Duka Dosen Asal Madura yang Gugur Menuju Tanah Suci