Malang, SERU.co.id – Sebagian besar hasil riset penelitian seringkali menemui jalan buntu karena pendanaan, hingga akhirnya berhenti di tengah jalan. Tak ayal, target penelitian yang bakal memberikan manfaat atas hasil yang dibayangkan, hanya sekedar impian alias sia-sia.
Wakil Rektor (WR) V bidang Riset dan Inovasi Universitas Brawijaya (UB), Dr Ir Bambang Susilo, MSc, Agr mengatakan, selama ini dalam penelitian memang ada yang namanya lembah kematian. Dimana penelitian sudah berjalan dengan bagus, tapi kemudian karena terkendala dana, penelitian berhenti ditengah jalan.
“Para peneliti masih terkendala dengan ‘Lembah Kematian,” artinya banyak hasil riset yang berhenti ditengah jalan, karena kurangnya pendanaan. Hal yang sama juga dialami para peneliti UB. Karena itu salah satu fokus kerja kami, yaitu melakukan hilirisasi hasil riset dari para peneliti UB,” seru Dr Bambang, sapaan akrabnya, dalam Bincang dan Obrolan Santai (Bonsai) di UB Kampus Dieng, Selasa (25/1/2022).
Mantan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UB ini menyatakan, dampak kendala hilirisasi, menyebabkan penelitian hanya bisa dikomersialisasikan sekitar 2-3 persen saja.
Dengan status PTNBH, menjadi latar belakang munculnya Wakil Rektor V bidang Riset dan Inovasi. Harapannya, WR V dapat memonitoring perkembangan dari hasil riset yang ada, tak hilirisasi, namun mampu mengantarkan hingga Badan Pengelola Usaha (BPU) untuk selanjutnya dikomersilkan.
“Kelemahannya ada dimana, mungkin dananya tidak ada atau mungkin teknologi yang mensuport tidak ada. Kelemahan inilah yang nantinya akan bisa terkomunikasikan sehingga WR 5 akan mensuport untuk membantu. Dengan PTNBH, kita sudah boleh menarik investor atau mendirikan perusahaan untuk mensuport hasil riset dari para penelitian,” paparnya.

Disebutkannya, saat ini sudah ada sekitar 500 judul penelitian yang ada di LPPM UB. Dari jumlah tersebut, ketika minimal 10 persen bisa dihilirisasi, hal ini menunjukkan progres yang cukup baik. Terlebih dalam perkembangannya mampu dikomersilkan.
“Ada dua hasil penelitian LPPM 2021, dimana tahun 2022 sudah siap digiring untuk piloting ke Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis (DI2B) untuk dihilirisasi. Yakni ‘Model Kepemimpinan Berbasis Budaya Indonesia Untuk Organisasi Tangguh’ dan ‘Pengembangan Garam Rakyat Jawa Timur’,” urainya.
Tahapan selanjutnya di DI2B, penelitian akan diinkubasi sampai layak teknis, ekonomi, sosial dan berkelanjutan. Kemudian dikomersialkan lewat BPU atau melaui investor swasta.
Sebagai tahap awal posisi WR V, target tahun 2022 nantinya ada 8 hasil penelitian yang akan diusung melalui hilirisasi. Pasalnya, pengalaman ini pernah dilakukan oleh LPPM UB sebelumnya, hanya saja masih terkendala regulasi PTN-BLU.
“Kami optimis hasil riset bisa mencapai tahap komersil, jika proses hilirisasi berjalan maksimal sesuai roadmap,” tandasnya.
Selain WR-5 bidang Riset dan Inovasi UB, Dr Ir Bambang Susilo, MSc Mgr, narasumber lainnya, di antaranya Ketua Pusat Inovasi – Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis (DIIB) UB, Dr Ir Anang Lastriyanto, MSi; Sekretaris LPPM UB, Dodi Wirawan Irawanto, SE MCom, PhD; dan Wakil Dekan I FPIK Andi Kurniawan SPi, MEng, DSc. (rhd)
Baca juga:
- Ribuan Jemaah Haji Indonesia Bergerak ke Arafah, Siap Wukuf Besok!
- Perairan Masalembu Terindikasi Jadi Jalur Operasi Penyelundupan oleh Sindikat Narkoba Internasional
- Diduga Peras Kades, Oknum LSM dan PNS Terjaring OTT Polisi
- Puasa Arafah: Sehari Menggugurkan Dosa Dua Tahun
- Pertamina Salurkan 1,5 Juta Tabung LPG di Jawa Timur Jelang Iduladha