Malang, SERU.co.id – Vaksinasi anak yang bertempat di Sekolah Dasar (SD) Negeri Model Kota Malang menjadi langkah awal percepatan herd immunity. Tidak hanya terkhusus anak sekolah formal, namun sekolah informal serta anak tidak sekolah. Maupun mengikuti pendidikan di rumah (home schooling), tetap akan diberikan kuota vaksin.
Skema yang akan diberlakukan oleh Pemkot Malang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggandeng Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) bisa dilakukan beberapa cara. Ketika sudah terdaftar di sekolah akan dilaksanakan di sekolah masing-masing. Tetapi bagi yang tidak sekolah, akan melalui puskesmas, kecamatan dan kelurahan terdekat.
“Iya (proses pendataan) sudah, tapi belum masuk ke kita. Vaksinasi bisa lewat puskesmas masing-masing,” seru Kadinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif, Senin (20/12/2021).
Pihaknya menjamin stok vaksin untuk anak diprakirakan aman. Karena total ada 76-an ribu vaksin, sementara jumlah anak yang sekolah formal dan non formal tercatat 60 ribuan siswa. Jenis vaksin yang dipakai Sinovac tersedia di Dinkes Kota Malang.
“Per hari kita jadwalkan di masing-masing puskesmas hari ini itu 4.700, besok insyaallah lebih,” papar pria yang pernah menjabat sebagai Direktur RSUD Kota Malang ini.

Untuk mempercepat distribusi vaksinasi anak, Dinkes Kota Malang menyebar ke beberapa titik yang juga dihandle oleh Puskesmas wilayah dan Unisma. Hanya hari ini saja, satu puskesmas menangani satu sekolah, kedepan bisa menyebar ke beberapa sekolah.
“Mulai besok jadwalnya tidak satu sekolah satu puskesmas, bisa dua bisa tiga,” beber dr Husnul.
Sementara itu, Kadisdikbud Kota Malang, Suwarjana mengungkapkan, banyak orang tua yang mengizinkan melalui surat persetujuan wali murid. Akan tetapi tidak dipungkiri beberapa ada yang belum mengisi kemungkinan sibuk, sehingga data belum terekam secara komprehensif di google form.
Suwarjana yakin, vaksinasi akan berjalan lancar dan semua anak usia 6-11 tahun bisa tervaksin. Karena jumlah dosis vaksin melebihi jumlah anak yang tercatat sekolah dibawah Disdikbud. Melebihi ambang batas, mengantisipasi anak yang tidak sekolah maupun tinggal di pondok pesantren dan sebagainya.
“Kalau sudah ada di sekolah formal SD, MI, negeri swasta itu, ada 62.760 ada yang di pendidikan formal,” ungkap Suwarjana. (jaz/rhd)
Baca juga:
- Babinsa Sukun Monitoring Gudang Bulog, Pastikan Stok dan Kualitas Beras Aman
- Iduladha, Wali Kota Batu Ingatkan Pentingnya Keimanan dan Pengorbanan
- Wali Kota Malang Apresiasi Bantuan Sapi Kurban Presiden Prabowo Berdayakan Peternak Lokal
- Ribuan Warga Muhammadiyah Salat Iduladha di Stadion Brantas di Kota Batu
- Indonesia Bungkam China 1-0 di GBK, Jaga Asa Lolos ke Babak Keempat