Tirta Rona, Wisata Peduli Perubahan Iklim di Tlogomas Malang

Peresmian Tugu Tirta Rona Wisata Peduli Perubahan Iklim. (rhd) - Tirta Rona, Wisata Peduli Perubahan Iklim di Tlogomas Malang
Peresmian Tugu Tirta Rona Wisata Peduli Perubahan Iklim. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Menandai bentuk komitmen dan kepedulian terhadap perubahan lingkungan, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang bersama Yayasan Tirta Rona Indah Malang, meresmikan pendirian Tugu Tirta Rona Wisata Peduli Perubahan Iklim, di Jalan Tirta Rona, RT 3 RW 7 Tlogomas, Kota Malang, Jumat (5/2/2021).

Peresmian dilakukan oleh Ketua P2PUTN, Ir Kartiko Ardi Widodo, MT, bersama Ketua Yayasan Tirta Rona Indah Malang Drs. Agus Gunarto EP, MM. Sekaligus penunjuk lokasi wisata edukasi terkait laboratorium lapangan berupa MCK Terpadu, biopori three in one, pembangkit listrik pikohidro, bio komposter, dan lainnya.

Bacaan Lainnya

“Di sini tertanam pohon yang cocok menyerap air tanah. Ada pula biopori three in one, bio komposter, MCK Terpadu, pembangkit listrik pikohidro, dan inovasi teknologi lingkungan lainnya. Harapannya mampu membangkitkan awareness masyarakat terhadap perubahan iklim lingkungan,” ungkap Kartiko Ardi.

Pengolahan MCK Terpadu Tirta Rona RT 3 RW 7 Tlogomas. (rhd) - Tirta Rona, Wisata Peduli Perubahan Iklim di Tlogomas Malang
Pengolahan MCK Terpadu Tirta Rona RT 3 RW 7 Tlogomas. (rhd)

Disebutkannya, ITN Malang telah menjalin kerjasama dengan Yayasan Tirta Rona Indah sejak 2019. Dimana lokasi Tirta Rona ini sebagai laboratorium lapangan bagi mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) serta Teknik Lingkungan Kampus Biru dalam melakukan praktek dan penelitian.

“Edukasi lingkungan berbasis masyarakat tersedia di sini. Tak hanya mahasiswa ITN, namun juga menjadi jujugan peneliti dalam negeri, bahkan luar negeri. Maka sudah selayaknya bangsa sendiri turut mengapresiasi,” imbuh Kartiko.

Oleh sebab itu, Tirta Rona cocok untuk pembelajaran bagi generasi muda, terutama anak-anak sekolah dan perguruan tinggi di bidangnya. Selain merangsang kepedulian terhadap lingkungan, juga pengembangan teknologi terhadap perubahan lingkungan di masa mendatang.

“Ke depan, kami mendorong pembuatan pembangkit listrik Pikohidro lebih luas. Dimana teknologi ini nantinya mampu mengakomodir kebutuhan energi tempat wisata ini dan masyarakat sekitar,” tandas Kartiko.

Sementara itu, Ketua Yayasan Tirta Rona Indah Malang, Drs Agus Gunarto EP MM menjelaskan, Tirta Rona dirintis pada tahun 1986. Lahir dari swadaya masyarakat lantaran permasalahan sosial banyaknya sampah dan kebiasaan BAB sembarangan.

“Dulu, warga sekitar sini sering kena penyakit diare. Karena kebiasaan buang sampah dan BAB sembarangan di sungai. Waktu itu sangat susah merubah mindset masyarakat, bahkan saya pun dicemooh,” cerita penerima Kalpataru kategori Pengabdi Lingkungan tahun 1997 lalu.

Disebutkannya, butuh perjuangan keras yang tak singkat dalam menumbuhkan kesadaran bersama mengedukasi dan merubah mindset masyarakat. Tentunya dibarengi berbagai solusi, salah satunya MCK Terpadu tersebut. Hingga masyarakat setempat dan Kota Malang pun memanfaatkan keilmuannya.

Terakhir, Agus juga mendaftarkan paten biopori three in one dan mendapat support dari sivitasnya, ITN Malang. Hingga bidang kerjasamanya lebih meluas, meliputi bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan perencanaan pembangunan daerah.

“Saya ingin apa yang saya dirikan untuk kemaslahatan bisa berkembang. Karena di perguruan tinggi, ilmu akan terus berkembang, termasuk kegiatan di Tirta Rona bisa langgeng. Bagaimanapun tidak semua orang bisa menangani pengolahan IPAL, atau Waste Water Treatment Plant, biopori dan masih banyak lagi,” harap dosen PWK ITN Malang.

Dalam peresmian tersebut, juga dihadiri oleh Wakil Rektor 2 ITN Malang, Ir Gaguk Sukowiyono, MT, Kaprodi PWK Dr Agung Witjaksono, ST, MT, dan Kaprodi Teknik Lingkungan Sudiro, ST, MT. (rhd)

disclaimer

Pos terkait