Malang, SERU.co.id – Sekitar 1.161 mahasiswa baru (maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) telah rampung mengikuti Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Universitas Brawijaya (PKKMB) tingkat fakultas, selama 2 hari, Senin – Selasa (21-22/9/2020), secara daring.
Dekan FISIP-UB, Dr Sholih Mu’adi, SH, MSi, menyatakan peserta maba PKKMB FISIP UB merupakan mahasiswa pilihan berprestasi dari 28 ribu peminat se-Indonesia. Dan masuk 3 besar fakultas favorit di UB. Sudah selayaknya mendapatkan apresiasi dan pelayanan dalam pelaksanaan PKKMB daring secara nyaman dan memuaskan.
“Secara teknis internal tidak ada masalah. Karena kami memiliki tim yang handal. Namun hanya beberapa maba mengalami kendala teknis sinyal di tempat asal maba. Jadi beberapa kali keluar masuk kelas daring. Kami paham, dan kami fasilitasi pula dengan cara lain, seperti materi pdf, YouTube, powerpoint, dan lainnya,” ungkap Sholih, Dekan FISIP UB yang baru menjabat Juli 2020.
Secara rinci, 1.161 maba FISIP-UB berasal dari jurusan Sosiologi 163 mahasiswa, jurusan Komunikasi 253, jurusan Psikologi 226 mahasiswa, jurusan Hubungan Internasional 170 mahasiswa, jurusan Ilmu Politik 166, dan jurusan Ilmu Pemerintahan 183 mahasiswa.
Dalam pelaksanaan PKKMB, maba berasal dari 6 prodi pada 4 jurusan, yakni PPHI (Politik, Pemerintahan, Hubungan International), Sosiologi, Komunikasi, dan Psikologi. Masing-masing prodi dibagi menjadi 3-4 klaster dengan 40 mahasiswa tiap klaster.
“Tiap pertemuan sekitar 30-40 menit. Dimulai dari pukul 08.00 hingga 13.00 WIB. Karena aturan Kemendikbud dan Rektorat, tidak membolehkan terlalu lama. Selain agar tidak jenuh, juga tidak boleh memberatkan terkait kuota dalam masa pandemi,” ungkap Dekan FISIP UB, kepada SERU.co.id, di ruang kerjanya.
Menurutnya, secara psikologis PKKMB daring berbeda saat luring. Setiap insan maba tidak terlalu mengenal satu sama lain, dibandingkan saat tatap muka. Terlebih mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
“Ya mau dikata apa lagi, karena memang kondisinya saat pandemi Covid-19. Semoga pandemi ini segera berlalu. Dan alhamdulillah maba bisa menyelesaikan PKKMB sebagai salah satu persyaratan ujian skripsi,” tutur Sholih.
Disebutkannya, usai PKKMB, maba langsung mengikuti perkuliahan secara daring, laiknya perkuliahan umum. Hanya saja pelaksanaannya dimampatkan waktunya.
“Kalau luring atau tatap muka bisa 150 menit. Namun untuk 2 SKS tidak lebih dari 30-40 menit, atau maksimal 3 SKS 60 menit sekali pertemuan.
Bisa melalui konten YouTube, powerpoint, Zoom dan aplikasi lainnya. Meski dimampatkan, mahasiswa bisa terus berprestasi,” tandasnya. (rhd)