Malang, SERU.co.id – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang bakal merombak trayek angkot menyesuaikan kondisi terkini. Trayek angkot tersebut disesuaikan akan terintegrasi dengan bus Trans Jatim.
Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra mengungkapkan, pihaknya telah mengevakuasi sistem angkot. Hasilnya, dari 25 trayek yang ada, tersisa 18 trayek yang masih aktif.

“Bahkan hanya 60 persen angkot yang masih layak. Maka, nanti bisa kami lakukan re-routing semua trayek sesuai perkembangan kota,” seru Jaya, Sabtu (13/9/2025).
Jaya mengakui, kondisi angkot saat ini dipengaruhi perkembangan kota, sehingga beberapa trayek tak lagi sesuai kebutuhan. Ditambah lagi, tren penggunaan kendaraan pribadi turut membuat angkot semakin lesu.
“Armadanya yang masih layak, secara fisik dan administrasi ini menyusut karena kondisi,” ungkapnya.
Jaya menjelaskan, kajian Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) akan diperkuat legalitasnya melalui Peraturan Wali Kota Malang (Perwal). Di sana akan mengatur penataan transportasi di Kota Malang, meskipun harus dilakukan secara bertahap.
“Setiap daerah, baik kota maupun provinsi, perlu memiliki Tatralok sebagai acuan perencanaan. Di dalamnya diatur mengenai sistem transportasi yang akan diterapkan, dengan prioritas pada penggunaan transportasi publik. Namun, penerapannya akan dilakukan secara bertahap,” jelasnya.
Pria asal Ambon itu menyampaikan, kehadiran Trans Jatim di Kota Malang berpotensi mendorong masyarakat untuk lebih memilih transportasi umum. Dampak positif yang diharapkan dari hal ini adalah berkurangnya tingkat kemacetan di ruas jalanan Kota Malang.
“Tujuannya memang ke arah sana, yaitu meningkatkan ketertarikan pada transportasi publik. Jadi Trans Jatim dan penataan sistem transportasi lokal saling berkaitan,” ujarnya.
Jaya mengingatkan, agar para supir angkot tidak khawatir. Ia menilai, proyek Trans Jatim ini tidak akan mengesampingkan angkot sebagai transportasi publik yang lebih dulu ada.
“Malah dengan adanya proyek Trans Jatim, bisa dijadikan feeder nanti. Tetapi sampai sekarang masih kami diskusikan. Nanti akan beriringan antara Trans Jatim dan buy the service (BTS),” pungkasnya.
BTS merupakan program Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk meningkatkan kualitas dan keberlanjutan transportasi umum melalui model subsidi pembelian layanan kepada operator. Melalui skema ini, pemerintah membiayai operator angkutan umum, agar masyarakat dapat menggunakan transportasi massal secara gratis atau dengan tarif terjangkau. (bas/rhd)