Lingkungan Sekitar Didominasi Penduduk Lansia, SDN Tulusrejo 4 Minim Siswa

SDN Tulusrejo 4 Minim Siswa, Lingkungan Sekitar Didominasi Penduduk Lansia
Kegiatan MPLS di SDN Tulusrejo 4 tidak hanya melibatkan siswa baru, karena keterbatasan siswa. (ist)

Malang, SERU.co.id – SDN Tulusrejo 4 Kecamatan Lowokwaru Kota Malang hanya mendapatkan sedikit siswa dalam beberapa tahun terakhir. Dominasi penduduk lansia dan minimnya jumlah penduduk usia anak-anak menjadi penyebab sedikitnya jumlah siswa yang diperoleh.

Kepala Sekolah SDN Tulusrejo 4, Purnomo Sigit mengungkapkan, tahun ajaran baru sekarang hanya mendapatkan dua siswa baru. Jumlah tersebut menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

Bacaan Lainnya

“Benar, tahun ini kami hanya mendapatkan 2 siswa baru. Jumlahnya fluktuatif, tahun 2024 lalu mendapatkan 11 siswa dan tahun 2023 mendapatkan 3 siswa,” seru Sigit, Rabu (16/7/2025).

Kepala Sekolah SDN Tulusrejo 4 menjelaskan sedikitnya jumlah siswa di sekolahnya. (foto: ist)

Sigit mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Ketua RT dan Ketua RW setempat. Namun, memang di lingkungan terdekat tidak banyak penduduk anak-anak.

“Setelah kami berkomunikasi dengan RT dan RW setempat, diketahui bahwa 80 persen penduduk merupakan lansia. Sedangkan para penduduk usia muda banyak yang keluar dari kawasan sini, karena faktor pernikahan maupun pekerjaan,” ungkapnya.

Selain itu, di Kelurahan Tulusrejo juga ada sekolah negeri lainnya yang tidak terlalu jauh jaraknya. Antara lain, SDN Jatimulyo 1 dan SDN Jatimulyo 3.

“Dari sisi kuota, jumlahnya juga fluktuatif ya, naik turun. Kami tidak bisa konsisten. Meski begitu, komunikasi terus kami lakukan degan pengawas Disdikbud (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) Kota Malang,” terangnya.

Sigit menjelaskan, Disdikbud Kota Malang tidak mempermasalahkan sedikitnya jumlah siswa. Sebaliknya, masukan untuk mempromosikan sekolah dan motivasi pengembangan siswa selalu diberikan.

“Disdikbud memotivasi kami, intinya jangan sampai sekadar mendapatkan murid, tapi hasilkan lulusan yang berkualitas. Kami berusaha mempromosikan sekolah, utamanya dengan keunggulan prestasi,” ujarnya.

SDN Tulusrejo 4 memiliki prestasi dibidang olahraga hoki yang masih jarang ada di sekolah-sekolah lainnya. Bahkan pelatih ekstrakurikuler hoki di SDN Tulusrejo 4 merupakan salah satu peraih medali perunggu Porprov IX Jatim.

“Banyak yang mendapatkan prestasi pada cabang olahraga (cabor) hoki dan silat. Lulusan sekolah kami malah kebanyakan diterima melalui jalur prestasi, kalau jalur zonasi justru tidak, karena di sekitar sini tidak ada SMP negeri,” jelasnya.

Sigit juga menyadari, banyak orang tua di di berbagai tempat yang lebih berminat menyekolahkan anaknya di sekolah berbasis keagamaan. Oleh karena itu, pihanya memperbayak kegiatan keagamaan dan muatan materi keagamaan.

“Pembiasaan kegiatan keagamaan di pagi hari kami tambahkan, serta menyediakan ekstrakurikuler bahasa Arab. Tujuannya, supaya anak-anak bisa belajar agama lebih dalam meski tidak sekolah di madrasah,”

Sigit menuturkan, banyak sekolah swasta berbasis madrasah yang biayanya mahal. Pihaknya ingin menawarkan pelajaran keagamaan juga bisa didapatkan di sekolah negeri tanpa harus mengeluarkan biaya mahal.

Lebih lanjut, Sigit menerangkan, kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sedang digelar meski siswanya sedikit. Hal itu tidak menimbulkan kendala, karena para siswa dikumpulkan bersama dan saling membaur.

“Mereka berbaur mulai dari kelas kecil hingga kelas besar, tidak ada sekat dalam pergaulan. Saat jam istirahat langsung bermain bersama, jadi tidak ada kendala bersosialisasi,” pungkasnya. (bas/rhd)

 

Pos terkait