Jakarta, SERU.co.id – Misteri kematian diplomat muda Kemlu, Arya Daru Pangayunan (ADP), terus diselidiki kepolisian. Dua rekaman CCTV dari lokasi kejadian kini menjadi petunjuk penting dalam penyelidikan. Penyelidikan kini berlanjut dengan pemeriksaan forensik organ dalam serta penelusuran kehidupan pribadi dan sosial ADP.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi menjelaskan, pada rekaman CCTV pertama, tampak ADP keluar dari kamarnya sekitar pukul 23.24 WIB malam sebelum ditemukan tewas. Ia membawa kantong kresek hitam menuju pintu keluar kos. Beberapa menit kemudian, ia kembali masuk ke kamar tanpa membawa kantong tersebut.
“Rekaman kedua menunjukkan upaya penjaga kos dan seorang pria lain membuka paksa jendela kamar ADP pada pagi harinya. Setelah beberapa kali mencoba menggunakan alat bantu dan kartu akses. Mereka akhirnya berhasil membuka pintu kamar dan mendapati ADP dalam kondisi tak bernyawa,” seru Ade, dikutip dari CNN, Sabtu (12/7/2025).
Kepolisian belum dapat menyimpulkan penyebab kematian. Namun, proses investigasi terus berlanjut dengan pendekatan ilmiah. Tim dokter forensik telah melakukan autopsi.
Baca juga: Diplomat Muda Kemlu RI Ditemukan Meninggal Tak Wajar di Kamar Kosnya
“Termasuk pemeriksaan patologis terhadap organ dalam jenazah memastikan apakah terdapat racun atau penyebab lain tidak kasatmata. Kami masih menunggu hasil laboratorium organ dalam korban,” ujar Ade.
Selain autopsi, polisi juga menggandeng ahli psikologi forensik untuk mendalami profil dan keseharian korban. Pemeriksaan terhadap lingkaran pertemanan ADP juga dilakukan untuk mengungkap jejak aktivitas terakhirnya.
“Pemeriksaan ini untuk membentuk gambaran utuh. Mulai dari keseharian hingga aktivitas terakhir sebelum korban ditemukan meninggal,” kata Ade.
Baca juga: Fakta Terbaru Kematian Diplomat Kemlu Ditemukan Riwayat Penyakit dan Pernah Jadi Saksi TPPO
Meski muncul dugaan publik bahwa ADP mungkin diracun, polisi belum memberikan keterangan resmi terkait penyebab kematiannya. Semua temuan akan dianalisis secara menyeluruh dan disampaikan ke publik setelah hasil lengkap penyelidikan dirampungkan.
“Kami tidak berbicara kemungkinan-kemungkinan. Jenazah merupakan barang bukti. Segala hasil pemeriksaan harus diteliti secara ilmiah dan akurat sebelum kami umumkan,” tegasnya. (aan/mzm)
