Specta Flora Festival Upaya Gekrafs Batu Dongkrak Lesunya Penjualan Bunga Potong di Bulan Suro

Specta Flora Festival Upaya Gekrafs Batu Dongkrak Lesunya Penjualan Bunga Potong di Bulan Suro
Ketua Pelaksana Specta Flora Festival (AFF) 2025, Dwi Lili Indayani. (ist)

Batu, SERU.co.id Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional Kota Batu (Gekrafs) bekerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Batu bakal menggelar Specta Flora Festival SFF 2025 pada 2-5 Juli 2025 mendatang. Kegiatan ini sebagai salah satu upaya dalam menghadapi tantangan besar setiap memasuki Bulan Suro, ketika penjualan bunga potong menurun drastis.

Ketua Pelaksana SFF 2025, Dwi Lili Indayani kepada SERU.co.id mengatakan, event ini merupakan salah satu strategi promosi, pemberdayaan, dan pemulihan daya serap pasar komoditi bunga potong Kota Batu. Event ini sekaligus memperkuat posisi Kota Batu sebagai kota kreatif berbasis potensi lokal. SFF ini telah berlangsung sukses pada tahun-tahun sebelumnya.

Bacaan Lainnya

“Alasan dari menurunnya penyerapan produk bunga ini karena alasan faktor budaya dan kepercayaan lokal. Ada kepercayaan larangan untuk menggelar pesta pernikahan di Bulan Suro. Dari situlah permintaan produk bunga merosot tajam,” seru Lili sapaannya.

Lili menjelaskan, tema Specta Flora Festival (SFF) 2025 ini adalah Merangkai Kreasi, Kembangkan Potensi yang akan diawali dengan penyelenggaraan Flora Biodiversity Kids Trail.

Event yang merupakan kegiatan edukatif luar ruang yang dirancang untuk usia anak-anak ini akan diadakan 2-3 Juli 2025. Acara akan diisi dengan kegiatan penjelajahan alam pengenalan flora dan fauna serta permainan dan Workshop bertema lingkungan.

“Anak-anak bisa belajar tentang keanekaragaman hayati dengan cara yang menyenangkan supaya tumbuh rasa cinta dan kepedulian terhadap lingkungan sejak dini,” ungkapnya.

Baca juga: Pemkot Batu Kukuhkan dan Lepas 724 Kontingen Mengikuti Porprov IX Jatim 2025

Lili melanjutkan, pada SFF 2025 ini juga akan diadakan pameran produk unggulan florikultura (Flora Expo) yang menampilkan etalase kekayaan produk florikultura dan pertanian unggulan Kota Batu. Dalam kegiatan ini juga akan dihadirkan UMKM bunga dan tanaman hias, toko bunga, Gapoktan hingga stakeholder industri florikultura yang akan menampilkan produk terbaiknya.

“Tujuan pameran ini adalah untuk mendorong peningkatan nilai tambah dan membuka peluang kemitraan antar pelaku usaha serta masyarakat umum. Ini juga menjadi sarana nyata untuk dapat menyerap hasil produksi petani bunga saat harga bunga menurun di Bulan Suro,” cetusnya.

Acara akan dilanjutkan dengan Parade Bunga Spektakuler yang akan dilaksanakan pada 6 Juli 2025 di Batu Love Garden. Penonton akan disuguhkan parade sepeda hias dengan menghadirkan kontestan “Flower to Wear” dan komunitas Talent Baloga yang berjalan beriringan. Penonton juga akan disuguhi beberapa bentuk ekspresi seni dari bunga lokal yang dirangkai menjadi hiasan kendaraan, kostum dan ornamen parade.

“Parade ini juga akan menjadi momentum kebersamaan lintas komunitas, pelaku usaha dan masyarakat umum,” ucapnya.

Selain itu, masih ada lagi kegiatan Floral Go Export pada 6 Juli 2025 berupa diskusi antara petani dengan berbagai stakeholder pemerintahan terkait. Tujuan utamanya adalah untuk menambah pengetahuan petani terhadap bagaimana persiapan bunga potong dan bibit bunga berstandar ekspor. Di tengah acara juga akan dilaksanakan Business Matching yang mempertemukan buyer dan produk berkualitas dari petani Kota Batu.

Baca juga: Kota Batu Jajaki Potensi Kerja Sama Hortikultura dengan Kerajaan Belanda di Jakarta

“Ini diharapkan dapat lebih mendongkrak penyerapan produk pertanian bunga potong agar tidak hanya lintas kota namun juga lintas negara,” tuturnya.

Selain kegiatan yang bersifat mengekspor seputar bunga, juga ada kegiatan bersifat olahraga yang lebih memeriahkan SFF 2025. Yakni kegiatan Zumba pada 5 Juli 2025 dan senam jantung sehat pada 6 Juli 2025. Pada acara ini peserta diajak untuk menjaga kebugaran dan lebih sehat.

“Tidak ketinggalan akan diadakan workshop dan seminar fotografi untuk memperdalam teknik pengambilan gambar dalam konteks keindahan flora dan lanskap taman,” imbuhnya.

Dwi Lili juga menambahkan, beragam lomba yang akan diadakan adalah lomba sepeda hias lomba fashion dan lomba merangkai bunga. Untuk mensukseskan kegiatan ini, Gekrafs menggandeng Ikatan Arsitektur Lanskap Indonesia (lALI), Batu Love Garden (BALOGA), Young Ambassador Agriculture (YAA) dan Duta Petani Milenial/Andalan (DPM/A). Pihaknya juga mengajak turut serta Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk membuka ruang kolaborasi antara petani bunga, seniman, UMKM, serta pelaku maupun komunitas ekonomi kreatif lainnya.

“Melalui rangkaian kegiatan yang dikemas atraktif dan edukatif, festival ini tidak hanya menjadi ajang hiburan dan promosi. Tetapi diharapkan juga menjadi ruang kolaborasi antara petani bunga, pelaku ekonomi kreatif, seniman, komunitas pemuda, dan masyarakat umum,” pungkasnya. (dik/mzm)

 

Tonton juga videonya disini:

 

disclaimer

Pos terkait