Malang, SERU.co.id – Umat Hindu Kota Malang menutup rangkaian Nyepi dengan upacara Ngembak Geni. Dalam momen kali ini, terdapat pesan pengabdian masyarakat yang dihayati bersama.
Ketua PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia) Jawa Timur, I Gusti Raka Arthama mengungkapkan, momen ini merupakan penanda berakhirnya Catur Brata Penyepian. Artinya, dalam siklus kehidupan umat sudah kembali melakukan aktivitas seperti biasa di tengah masyarakat
“Setelah Nyepi, diharapkan mampu berpikir, berkata dan berbuat yang baik untuk meningkatkan kualitas diri sebagai umat Hindu. Sehingga bisa memaksimalkan peran pengabdian dalam berbangsa dan bernegara,” seru Raka, sapaannya, di Candi Badut Kota Malang, Minggu (30/3/2025).
Raka mengungkapkan, setelah umat merenungkan kehidupan dalam Catur Brata Penyepian, harus mengimplementasikan pelajaran yang diambil. Pelajaran tersebut merupakan ilmu yang harus dijalankan dengan etika saat berhadapan dengan orang lain.
“Ilmu harus dipakai dengan susila. Susila artinya etika-etika yang berlaku supaya ilmu kita bisa tersampaikan kepada orang lain dengan baik,” ungkapnya.
Raka menjelaskan, apabila seseorang sudah melalui tahapan tersebut, maka sampai pada tahapan upacara. Artinya, mampu bersosialisasi dengan orang lain yang muaranya adalah tingkah laku kebaikan sebagai umat Hindu dan bagian dari masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, ia mengapresiasi pelaksanaan Ngembak Geni di Candi Badut. Menurutnya, hal ini menjadi pengingat sejarah serta pengabdian kepada leluhur dan masyarakat.
“Candi Badut merupakan memorial penghubung antara masyarakat Kota Malang dengan leluhur. Kita mempunyai kewajiban untuk merawat, melestarikan dan mensucikan,” jelasnya.
Raka berharap, dengan kegiatan dan sumbangsih umat Hindu dapat menjadikan Candi Badut semakin dikenal masyarakat. Sehingga masyarakat dapat mengenal sejarah leluhur bangsanya.
Dalam kesempatan itu, Ketua PHDI Kota Malang, I Made Wartana menjelaskan, pesan yang diangkat pada rangkaian Nyepi 2025. Ia menjelaskan, pentingnya menjaga harmoni dengan Tuhan, sesama manusia dan alam.
“Tema rangakaian Nyepi tahun ini ‘Manasewa, Madawasewa untuk Menyongsong Indonesia Emas 2045’. Manasewa madawasewa artinya melayani dan mengabdi kepada sesama manusia merupakan wujud bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa,” tuturnya.
Made menegaskan, dengan pengabdian yang tulus kepada masyarakat serta menjunjung nilai-nilai toleransi dan kerja sama dapat mewujudkan Indonesia Emas 2045. Setelah menyelesaikan Catur Brata Penyepian, Akademisi ITN itu mengajak untuk saling mengabdi kepada masyarakat.
“Mari kita kerja terukur, saling bekerjasama dan saling menghormati, agar dapat menyongsong Indonesia Emas 2045. Saatnya kita menyongsong hidup baru yang lebih baik dari kemarin,” pungkasnya.
Terakhir, ia menyampaikan, terimakasih kepada semua pihak, karena upacara Ngembak Geni yang berdekatan dengan Idulfitri dapat berlangsung lancar. Menurutnya, sikap saling toleransi ini merupakan landasan penting dalam membangun Kota Malang sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan. (ws13/rhd)