Pemkab Malang Gelar Pasar Lebaran 2024 Guna Tekan Inflasi

Pemkab Malang Gelar Pasar Lebaran 2024 Guna Tekan Inflasi
Bupati Malang Sanusi hadiri kegiatan Program Pasar Lebaran 2024. (foto: ist)

Malang, SERU.co.id – Guna menekan inflasi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) menyelenggarakan  Pasar Lebaran 2024, Sabtu – Minggu (30 – 31/3/2024). Kegiatan yang digelar di Balai Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis tersebut mendapatkan respon yang luar biasa dari masyarakat.

Bupati Malang, HM Sanusi mengatakan, kegiatan ini sudah sering digelar setiap momen menjelang hari raya. Untuk tahun ini, rencananya kegiatan tersebut bakal digelar selama dua hari, yakni 30-31 Maret  2024.

Bacaan Lainnya

“Pasar Lebaran seperti ini tiap tahun kita lakukan saat menjelang hari raya. Yaitu untuk memberikan kenyamanan dan pelayanan pada masyarakat,” seru Sanusi.

Baca juga: “Ayo Lebaran”, Cara Disparta Kota Batu Gaet Wisatawan Saat Momen Idul Fitri

Sanusi membeberkan, guna memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kegiatan tersebut, pihaknya juga menggandeng beberapa pihak terkait. Seperti jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di lingkungan Pemkab Malang dan para pengusaha dan ritel.

“Kerjasama dengan para pengusaha untuk berpartisipasi dalam Pasar Lebaran ini, ditujukan agar masyarakat dapat membeli bahan kebutuhan pokoknya dengan harga terjangkau,” bebernya.

Diketahui, terdapat puluhan stand dari para pengusaha dan jajaran OPD terkait dalam gelaran program Pasar Lebaran 2024 ini. Mereka menjajakan berbagai kebutuhan seperti  sembako murah, hasil pertanian dan perikanan, beragam keperluan hari raya mulai dari jajanan, atribut lebaran, perabotan dapur, hingga penukaran uang baru.

Baca juga: Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Batu Cari Solusi Rawan Macet Lebaran

Dirinya mengaku, pasar tersebut masyrakat dapat mendapatkannya dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan harga di pasaran.

“Dijual murah, contohnya gula yang di sini dijual Rp10 ribu (perkilogram). Kemudian beras juga sama, sekitar Rp10 ribu. Sehingga masyarakat banyak yang beli dan saat ini sudah habis semua,”tutur Sanusi. (wul/ono)

 

disclaimer

Pos terkait