Bandung, SERU.co.id – Anggota Komite Ekonomi Kreatif (KEK) Kota Batu dalam lawatannya di Bandung melaksanakan kunjungan ke sejumlah pegiat Ekonomi Kreatif, Rabu (28/2/2024). KEK Batu berkunjung ke Bandung Creative Hub, ICCN dan Pasar Kreatif Kota Bandung.
Di Bandung Creative Hub (BCH), rombongan KEK Batu diterima oleh Kepala UPTD Padepokan Seni Kreatifitas dan Kebudayaan Disbudpar Kota Bandung, Luki Darmawan dan Kasubag TU UPT, Arini Mistika Dewi. Kepala Dinas Pariwisata Kota (Kadisparta) Batu, Drs Arief As Siddiq yang turut hadir mengatakan, Bandung sudah menjadi kota besar dan lebih maju dan banyak memberikan fasilitas kepada masyarakatnya. Sehingga dari kota Batu ingin tahu dan belajar, apa yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung saat ini.
“Apa yang diberikan Pemerintah Kota Bandung mungkin bisa ditiru untuk diterapkan di Kota Wisata Batu agar bisa menciptakan sebuah konsep dan strategi untuk kota Batu ke depan,” serunya.
Baca juga: Launching BCH, Bupati Anna Ajak Para Kreator Bersinergi Kembangkan Potensi Bojonegoro
Wakil Ketua KEK Batu, Herman Aga menyebutkan, pihaknya bersama anggota KEK lain berusaha melebur untuk membuat beberapa konsep kreatif di kota Batu. Dirinya juga mengapresiasi Pemkot Bandung dengan hadirnya BCH untuk bisa memberikan wadah kreatif warganya.
“Mudah-mudahan dengan tujuan ini terbuka lagi imajinasi kami, visi besar kami sebagai Kota Wisata, juga sebagai Kota kreatif dengan karakternya,” harapnya.
Ia juga berharap, Kota Batu memiliki sebuah “Public Space” untuk bertemunya para pelaku kreatif, akademisi dan lain sebagainya. Dengan banyaknya potensi, pelaku SDM maupun SDA yang kreatif, namun belum menjadi sebuah ekosistem.
“Kami berharap dengan kunjungan ini mudah-mudahan ada banyak Insight untuk kami yang bisa kami terapkan sesuai dengan karakteristik Kota Batu,” ujarnya.
Kepala UPTD Padepokan Seni Kreatifitas dan Kebudayaan Disbudpar Kota Bandung, Luki Darmawan mengungkapkan, fasilitas maupun peralatan sengaja disiapkan bagi pelaku ekonomi kreatif di Kota Bandung. Peralatan tersebut bisa digunakan secara gratis oleh masyarakat atau komunitas yang menggunakan gedung BCH.
“Di ruangan ini tidak dipungut biaya apapun. Antara lain ada studio music untuk mengembangkan bakat bermusik baik secara solo maupun grup. Ada juga ruang pameran atau ekshibisi. Untuk yang ingin mengakses fasilitas di BCH bisa reservasi terlebih dahulu.
Baca juga: Jadi Narsum di Forum ICCN, Pj. Walikota Malang Komitmen Kuatkan Ekraf Kota Malang
Luki, sapaannya menjelaskan, berbagai kegiatan literasi juga bisa diselenggarakan di BCH. Ada Co-working Space dengan konsep ruang kaca, auditorium, studio fotografi, studio dance dan studio recording. Ia juga mengungkapkan, keberadaan Bandung Creative Hub tidak dipungkiri berawal dari kepemimpinan Ridwan Kamil sebagai Wali Kota Bandung saat itu.
“Bapak Ridwan Kamil waktu itu berinisiasi mendirikan sebuah ruang publik yang bisa digunakan pelaku ekonomi kreatif khususnya yang dari pemula. Dari yang tidak punya dasar dan modal, agar mereka bisa berkegiatan di BCH,” katanya.
Sementara itu, Kasubag TU UPT, Arini Mistika Dewi menambahkan, gedung BCH dibuat oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung pada 2017. Saat Bidang Ekonomi Kreatif diserahkan kepada Dinas Pariwisata, maka pengelolaannya juga diserahkan kepada UPT yang ada di Dinas Pariwisata. Di BCH juga didukung SDM Non ASN yang sengaja direkrut pemerintah kota.
“Non ASN yang merupakan SDM berbakat, sangat membantu di Bandung Creative Hub dan ini diperpanjang setiap tahunnya,” pungkasnya. (dik/mzm)