Prof Dr Ir Endah Rahayu Lestari MS
Prof Dr Ir Endah Rahayu Lestari MS, dikukuhkan sebagai Profesor aktif ke-27 di FTP dan ke-204 di UB, serta menjadi Profesor ke-365 dari seluruh Profesor yang dihasilkan UB.
Prof Dr Ir Endah Rahayu Lestari MS dikukuhkan sebagai Profesor bidang Manajemen Industri Pertanian pada Fakultas Teknologi Pertanian. Ia merancang Integrated Greener Strategy Model untuk Mencapai Kinerja Berkelanjutan dengan Inovasi Hijau.
Menurut Prof Endah, industrialisasi telah mendorong berbagai masalah lingkungan berkembang pesat di masyarakat. Tingkat pertumbuhan yang tinggi berperan besar terhadap kerusakan lingkungan, karena proses manufaktur menggunakan bahan baku tidak ramah lingkungan, penggunaan sumberdaya berlebihan. Serta proses pengolahan yang tidak efisien, peralatan yang tidak ramah lingkungan, serta belum dikelolanya limbah hasil industri secara optimal.
“Banyak peneliti telah mengkaji faktor-faktor yang melatarbelakangi inovasi ramah lingkungan beserta dampaknya terhadap kinerja perusahaan. Namun, studi-studi sebelumnya umumnya masih terfragmentasi, sehingga sulit untuk dipahami secara utuh,” jelas Prof Endah.
Misalnya, hanya membahas bagaimana pengaruh kesadaran pelanggan terhadap permintaan produk hijau, kepedulian perusahaan terhadap lingkungan. Serta kepatuhan terhadap regulasi pemerintah, masalah etika, tekanan pemangku kepentingan, dan ketersediaan teknologi.
Baca juga: Dies Natalis ke-61 UB Angkat Sehat Bermartabat, Menteri Suharso Dukung Bangun RS Pendidikan
Berdasarkan hasil-hasil kajian sebelumnya di atas, maka Prof. Endah mengembangkan desain penelitian model konseptual inovasi hijau. Dengan mengintegrasikan secara komprehensif, baik faktor internal maupun eksternal yang berkontribusi. Sebagai determinan kinerja inovasi hijau beserta implikasinya terhadap kinerja berkelanjutan.
“Inovasi hijau memiliki banyak keuntungan, yaitu memperkuat kompetensi inti perusahaan, memperoleh legitimasi, penggunaan sumberdaya secara efisien. Kemudian meningkatkan reputasi perusahaan, memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Serta meningkatkan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan,” tandasnya.
Namun demikian, model ini hanya dikreasi pada industri pangan, sehingga penting melakukan investigasi pada sektor lain. Di samping itu, perlu mengeksplorasi determinan inovasi hijau selain yang telah dijelaskan di atas.