Prof Dr Agustin Krisna Wardani STP MSi
Prof Dr Agustin Krisna Wardani STP MSi, dikukuhkan sebagai Profesor aktif ke-26 di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dan ke-203 di UB. Serta menjadi Profesor ke-364 dari seluruh Profesor yang dihasilkan UB.
Prof Dr Agustin Krisna Wardani STP MSi dikukuhkan sebagai Profesor bidang Mikrobiologi dan Bioteknologi Pangan pada Fakultas Teknologi Pertanian. la mengembangkan Teknologi BioSIFAG, yaitu Teknologi Biopreservasi Berbasis Bakteriosin dan Bakteriofag.
Teknologi BioSIFAG merupakan teknologi pengawetan pangan modern yang memanfaatkan bakteriosin (bacterial peptide) dan bakteriofag (bacterial virus) untuk menghambat bakteri patogen. Kebaruan dari teknologi ini adalah menggunakan agen biologi berupa protein dan virus dalam menghambat bakteri patogen.
“Kelebihan dari teknologi BioSIFAG adalah alami, aman terhadap kesehatan, spesifik, dan rendah dalam menimbulkan risiko resistensi. Namun kelemahan dari teknologi BioSIFAG adalah terbatasnya spektrum penghambatan terhadap bakteri target. Untuk itu, pendekatan hurdle technology dan bioengineering dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas aplikasi BioS/FAG,” terang Prof Agustin.
Baca juga: Universitas Brawijaya Terima Penghargaan KIP Kampus Ramah Disabilitas
Konsep hurdle technology yaitu penggunaan kombinasi bakteriosin dan bakteriofag secara bersama-sama untuk menghambat bakteri patogen. Alternatif lain dengan bioengineering melalui rekayasa genetika, synthetic biology, delivery system ataupun directed evolution.
Teknologi ini mendesak dibutuhkan demi keamanan pangan. Karena, kasus foodborne disease (FBD), yaitu kontaminasi makanan oleh bakteri patogen menjadi salah satu penyumbang beban penyakit (global burden disease) dan kematian global (global death).
“Selama ini teknik pengawetan konvensional dengan bahan kimia dan antibiotik, biasa digunakan untuk mengontrol kontaminasi bakteri. Namun penggunaan pengawet kimia dan antibiotik berdampak pada penurunan kualitas pangan, respon alergi, pembentukan produk akhir yang bersifat karsinogenik, dan kasus resistensi,” tandasnya.