Malang, SERU.co.id – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang menyelenggarakan acara Festival Singhasari demi pelestarian budaya, di Taman Krida Budaya, Rabu (22/11/2023).
Acara ini juga menampilkan sebuah tarian yaitu Tari Kutai Raja oleh guru-guru. Serta, pembacaan ikrar Cakrawala oleh Pj Wali Kota Malang, Dr Ir Wahyu Hidayat, MM.
Wahyu mengatakan, dirinya memakai baju kolosal agar dapat menghayati bagaimana kehidupan zaman Singhasari. Akhirnya, dirinya merasakan adanya penyatuan.
“Makanya saya memakai ini (baju kolosal) juga agar masuk kedalam kehidupan zaman Singhasari. Mulai dari awal kehidupannya, kemudian bahasanya menggunakan bahasa saat itu. Jadi kerasa emang menyatu pada saat Kerajaan Hindu, dan komunikasinya juga baik,” seru Wahyu.
Wahyu berharap, dapat memahami, melestarikan sejarah yang ada di Kota Malang. Ini bisa menjadi sarana pembelajaran khususnya siswa.
“Paling tidak kita memahami, melestarikan, sejarah di daerah kita seperti apa itu dulu. Lebih baik kita memahami lagi dan bisa lebih memahami, dan mengundang seluruh siswa,” ujarnya.
Baca juga: Museum Festive Vaganza #2 Ajak Generasi Penerus Kemas Pembelajaran Sejarah
Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana menjelaskan, hal yang membedakan tahun lalu adalah konsep 10 bilik diorama. Diorama menggambarkan cerita sebelum terbentuknya kerajaan Singhasari sampai terbentuk dengan menggunakan bahasa Jawa Kuno.
“Di tahun ini kita adakan termasuk 10 bilik dioramanya tadi menggambarkan sebelum singosari itu ada masih Tumapel dan sebagainya. Akhirnya muncul Kertanegara dan Singosari,” ucapnya.
Dirinya menuturkan, dengan adanya festival ini dapat menjadi pembelajaran sejarah untuk anak-anak. Hal ini, berdasarkan penerapan kurikulum merdeka yaitu P5.
“Harapan kami dengan kurikulum merdeka di P5 anak-anak di paginya juga kita hadirkan untuk melihat ada sejarah Singosari untuk pembelajaran anak-anak,” tandasnya. (ws8/mzm)