Kota Malang Andalkan Jarik Ma’ Siti dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2023

Wali Kota Malang Sutiaji menjawab pertanyaan panelis penilai Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2023. (ist) - Kota Malang Andalkan Jarik Ma' Siti dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2023
Wali Kota Malang Sutiaji menjawab pertanyaan panelis penilai Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2023. (ist)

Malang, SERU.co.id – Kota Malang masih terus mengikuti seleksi Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik tahun 2023. Jarik Ma’ Siti, akronim dari Belajar Menarik Bersama Siswa Istimewa, masih menjadi inovasi unggulan dari Kota Malang yang turut dilombakan.

Jarik Ma’ Siti, usai melalui tahap presentasi dan wawancara pada awal Juli lalu, selanjutnya melangkah ke tahap Verifikasi dan Observasi Lapangan. Verifikasi lapangan ini dilakukan oleh Tim Panelis Independen (TPI) melalui koneksi virtual zoom dan terhubung langsung dengan SMPN 10 Kota Malang. Tim Panelis secara langsung melalui monitor bisa melihat dan memantau kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.

Bacaan Lainnya

Walikota Malang, Drs.H Sutiaji, mendampingi langsung proses verifikasi dan observasi lapangan dengan mengikuti pembelajaran metode Jarik Ma’ Siti. Selain penerapan metode pembelajaran  di dalam kelas, aktivitas luar kelas juga ditampilkan kepada panelis. Sejumlah siswa nampak menghias kue tart, membuat topeng Malangan dan batik eco print.

“Kami menetapkan kota inklusi, untuk tidak ada pembedaan dalam memberikan pendidikan. Kami tidak menyebar anak-anak istimewa ini ke sekolah khusus, di SMP reguler pun bisa,” seru Sutiaji.

Dalam dialognya dengan Tim Panelis, Walikota Sutiaji menjelaskan, Pemkot Malang berkomitmen menghadirkan pendidikan inklusi sebagai wujud pemerataan layanan pendidikan. Komitmen tersebut diperuntukkan bagi seluruh masyarakat termasuk anak-anak istimewa. Sehingga setiap pendidik dibekali pembelajaran lewat Jarik Ma’ Siti.

“Karena secara psikologis anak istimewa harus mendapatkan pendidikan yang setara,” ucap Wali Kota Sutiaji, Selasa (25/7/2023).

Wali Kota Malang dan jajarannya, bersama sivitas SMPN 10. (ist)

Menurut Sutiaji, Jarik Ma’ Siti telah dapat direplikasi di seluruh SMP Negeri di Kota Malang,  sejumlah SMP Swasta, maupun sekolah-sekolah dari Kota/Kabupaten lain. Ia menyebutkan pula, inovasi dari Pemkot Malang ini mudah dan sangat relevan direplikasi. Tujuannya, untuk menjembatani pendidikan inklusi utamanya pada sekolah reguler yang memiliki siswa istimewa tanpa adanya Guru Pendamping Kelas.

“Inovasi Jarik Ma’ Siti menjadi salah satu wujud atensi Pemkot Malang terhadap kebutuhan kelompok rentan seperti anak-anak istimewa,” tuturnya.

Sutiaji berkeyakinan, setiap anak pasti memiliki potensi. Oleh karena itu, pihaknya  bisa membantu mengembangkan potensi-potensi tersebut. Sutiaji juga meminta agar semua pendidik dan pengajar dapat menjadi fasilitator dan motivator bagi anak-anak istimewa untuk dapat mengembangkan potensinya.

“Saya tekankan kepada pendidik dan pengajar, bahwa jenengan adalah fasilitator, motivator. Agar anak itu bangkit dengan potensi yang diberikan oleh Tuhan,” ucapnya

Sebanyak 20 inovasi dipilih oleh Tim Panelis Independen (TPI) untuk mengikuti tahap verifikasi dan observasi lapangan pada 24-25 Juli 2023 ini. Kemudian pada tahap selanjutnya TPI akan melakukan sidang untuk menentukan Top Inovasi Terpuji. Terlepas dari Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2023, Walikota Sutiaji juga mengapresiasi kinerja jajaran guru maupun tenaga pendidik.

“Inovasi Jarik Ma’ Siti akan mengharumkan nama Kota Malang. Terlebih inovasi pembelajaran ini telah memberikan manfaat luar biasa,” pungkasnya. (dik/rhd)

Pos terkait