Batu, SERU.co.id – Sebuah komunitas penggemar fotografi bernama Komunitas Fotografi Indonesia (KFI) sedang tumbuh dan berkembang di Kota Batu. Mereka hadir hampir di setiap momen kegiatan pariwisata untuk mengabadikan momen melalui karya jepretan foto nya.
Ditemui SERU co.id, Ketua KFI wilayah Batu, Santoso Wardoyo mengaku, KFI merupakan komunitas fotografi terbesar di Indonesia. Hampir di setiap provinsi dan kabupaten kota, KFI memiliki kepengurusan dan anggota. Khusus Kota Batu, kepengurusan KFI disebut KFI wilayah Batu, Regional Jawa Timur.
“Anggota KFI di Batu baru sekitar 50 orang dan masih terus berkembang,” serunya.
Santoso, sapaannya menyebutkan, tujuan keberadaan KFI di kota Batu adalah untuk membuat wadah para Fotografer dan Stakeholder yang terkait dengan fotografi. Termasuk pengusaha, pelaku wisata dan pengelola objek-objek yang mendukung di dunia fotografi lainnya. Program kerja yang sudah dilakukan adalah edukasi seputar fotografi, seperti workshop dan hunting foto di obyek wisata.
“Selama ini fotografer pemula masih banyak butuh bimbingan, sehingga kita banyak membuka pendidikan di bidang fotografi,” ungkapnya.
Santoso yang juga ASN Pemkot Batu itu menuturkan, pihaknya selama ini terus mendukung pariwisata di Kota Batu agar banyak pengunjung yang datang ke Kota berjuluk ‘Kota Apel” ini. Dengan mengemas kegiatan yang memanfaatkan spot di tempat-tempat wisata di Kota Batu, diharapkan tempat -tempat tersebut bisa dikenal lebih luas. Bukan tidak mungkin, karya-karya KFI wilayah Batu tersebar hingga ke Mancanegara , sebab KFI juga memiliki cabang di luar negeri.
“Selama ini kita terkoneksi dengan baik,” imbuhnya.
Salah satu target yang ingin dicapai oleh KFI wilayah Batu adalah seluruh fotografer anggota KFI bisa memenuhi kompetensi di bidang fotografi. Yakni dengan mengikuti sertifikasi di bidang fotografi . Sehingga fotografer di Batu benar-benar fotografer yang tidak hanya sekedar berpengalaman tetapi juga memiliki sertifikat.
“Sertifikat ini bisa menjadi sesuatu yang bisa digunakan untuk di dunia profesional,” pungkasnya. (dik/mzm)
