Kedepan pihak sekolah juga akan memonitoring kemampuan peserta dalam bidang non akademik melalui rapor proyek. Dimana dalam instrumen penilaiannya dalam bentuk narasi deskripsi terhadap kegiatan masing-masing siswa.
“Nanti ada deskripsi secara umum dan individu. Karena dalam proyek yang dicanangkan terdapat business plan dalam bentuk proposal. Sehingga nanti ada semacam laporan (di akhir kegiatan), bagaimana perencanaan, aplikasinya, terus kategori usahanya apa, itu yang akan kita nilai. Tapi yang terpenting adalah kemampuan mereka dalam dunia entrepreneur itu,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu Wali Kelas, Irma Mulyanti mengatakan, sebagai pendamping di Kelas VIII J dirinya melihat antusias para siswa sangat tinggi. Baik sejak proses persiapan hingga di hari pelaksanaan.
“Kelas ini kan isinya para cowok semua, tapi kalau dikondisikan mereka itu mau menjalankan tugasnya masing-masing. Alhamdulillah mereka antusias dari saat membuat iklan dan syutingnya pun sendiri. Kita manfaatkan potensi yang ada, termasuk pembuatan dekorasi yang konsepnya rumah Joglo, mereka yang membuat,” kata Irma.
Produk yang disediakan oleh kelas tersebut, yaitu dengan mengusung tema khas adat Jawa. Dimana produk yang ditawarkan terdiri dari makanan, minuman dan snack asli masyarakat Jawa.
“Alhamdulillah kemarin sangat banyak yang laku, jadi kita penjualannya kemarin sampai 80 item,” imbuhnya.
Meskipun terdapat instrumen penilaian dalam gelaran bazar tersebut nantinya. Dirinya hanya fokus terhadap pembelajaran yang akan diperoleh oleh siswa kelas VII J. Dimana, keuntungan dari penjualan akan disisihkan guna disumbangkan terhadap mereka yang membutuhkan.