Malang, SERU.co.id – Menteri Koordinator Bidang PMK, Muhadjir Effendy menyesalkan tragedi Kanjuruhan terjadi hingga menelan ratusan korban meninggal. Pemerintah meminta tragedi itu segera dilakukan investigasi dan harus ada yang bertanggungjawab.
Saat ditemui seusai melakukan peninjauan ke Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Muhadjir Effendy mengatakan, Presiden RI, Joko Widodo memerintahkan harus segera dilakukan investigasi.
“Presiden memerintahkan untuk investigasi sesegera mungkin dan harus ada yang bertanggungjawab,” seru Muhadjir, Minggu (02/10/2022) siang.
Mewakili pemerintah, dirinya sangat menyesalkan terjadinya peristiwa kericuhan yang mengakibatkan ratusan nyawa jadi korban. Bahkan dalam perkembangan terakhir, Menko Bidang PMK itu telah menerima laporan korban meninggal dunia akibat kericuhan telah mencapai 130 orang.
Mantar Rektor UMM tersebut juga mengatakan, kondisi dalam stadion tidak karuhan. Dari pantauan wartawan SERU.co.id, di dalam stadion, masih ada 2 unit mobil polisi yang rusak. Bangku-bangku dibakar dan rusak, kemudian sampah-sampah yang berserakan menghiasi setiap sudut bangunan tersebut.
“Kondisi stadion tidak karuan karena terjadi kerusuhan. Arahan Presiden RI sudah jelas, pemerintah sangat menyesalkan peristiwa ini. Di saat kami mencoba memberikan kelonggaran dan menuju suasana endemi, kok diwarnai kejadian yang memilukan. Kami juga memastikan bahwa yang menjadi korban meninggal maupun luka, mendapatkan pelayanan medis dan yang lain sebaik-baiknya,” jelasnya.
Muhadjir juga menambahkan, Persiden Joko Widodo, meminta Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengkoordinasikan dengan pemerintah daerah. Kemenko Bidang PMK, lanjut Muhadjir juga diminta untuk berkordinasi dengan Menteri Sosial, Tri Rismaharini untuk mengatur program santunan.
“Untuk sementara, kompetisi dihentikan terlebih dahulu sesuai Instruksi Presiden. Investigasi yang dilakukan, semakin cepat semakin baik,” terangnya.
Tak lupa, Muhadjir juga mengimbau bagi warga masyarakat yang merasa kehilanggan anak ataupun angota keluarganya untuk datang ke call center yang tersebar di beberapa titik di Malang raya. Dan menelursuri RS Saiful Anwar Kota Malang, karema di sana terdapat 19 korban meninggal dunia yang belum diketahui identitasnya. (ws6/ono)