Atas pengembangan inovasi ini, pihaknya akan bekerjasama dengan beberapa ATPM, yaitu Wuling dan Hyundai Motor. Baik pengembangan mobil listrik, baterai hingga stasiun pengisian listrik dengan memanfaatkan PLTS.
Senada, Ketua P2PUTN, Ir Kartiko Ardi Widodo, MT berharap, nantinya akan terus ada pengembangan. Termasuk body mobil yang harus bisa dibuat sendiri.
“Kami berharap penelitian ini terus berkelanjutan. Karena di dunia pendidikan di bawah naungan yayasan kami, yaitu SMK Nasional sudah bisa membuat sepeda angin dan motor listrik. Nantinya produk-produk inovasi ini harus bisa dikendalikan secara elektrikal dan secara otomatis, termasuk penggunaan GPS di dalamnya,” tegasnya.
Sementara itu, dosen Teknik Mesin S-1 ITN Malang, Dr Eko Yohanes, ST MT menyebutkan, sekali charge Bedjo-EV dapat menempuh jarak 130 kilometer. Dengan kecepatan mencapai 100 km/jam.
“Mobil listrik ini menggunakan baterai LiFEP04 32s, 105V 192AH (20KWH) dengan portabel charger 3.3 KW dan socket type 2 EV Charger,” sebut ketua tim pembuat Bedjo-EV ini.
Alasan menggunakan mobil VW Safari, lantaran konsep mobil listrik ini bisa diterapkan pada mobil berat dan segala medan pada umumnya, seperti kendaraan penumpang, militer dan lainnya. Sementara mobil ringan hemat listrik sudah banyak diciptakan hampir semua perguruan tinggi.
“Penelitian ini harus berkelanjutan, kami terus berinovasi mengembangkan semua komponen mobil listrik ini. Kedepan, kita ingin apa yang ada didalam mobil ini semua merupakan hasil karya anak negeri. Selain sistem pendingin, nantinya inovasi pada pembuatan baterai hingga sasis dan bodi mobil,” pungkasnya. (rhd)
Baca juga:
- Seluruh Jemaah Haji Indonesia Tiba di Makkah, Siap Jalani Wakuf di Arafah
- Satu WNI Meninggal di Gurun Makkah, Dua Lainnya Diselamatkan Usai Coba Masuk Secara Ilegal
- 541 Atlet KONI Kota Batu Lolos Mengikuti Porprov IX Jatim 2025
- KONI Batu Bakar Semangat Tanding Atlet Lewat Character Building
- Pemkot Malang Tak Kuasa Hadapi Alih Fungsi Lahan Pertanian Terdesak Perumahan