“Banyak yang nggak bisa (teknologi). Ibu-ibu di sini banyak yang nggak bisa. Mereka ke pasar nggak bawa handphone, terlalu repot. Kami ini sudah repot mikirin perekonomian dan hal-hal lain,” jelas Istirohani.
Senada, Sumarni (48) juga mengaku belum mendapat sosialisasi dari pihak pasar atau pemerintah terkait akan pemberlakuan aplikasi Simirah tersebut. Meskipun dirasa sangat merepotkan, dirinya akan menuruti hal tersebut jika memang diwajibkan.
“Repot pastinya. Tapi kalau diwajibkan, saya nurut saja,” tutupnya. (ws6/ono)
Baca juga:
- Pedagang Kota Malang Mulai Terdampak Isu Peredaran Beras Oplosan
- Danrem 083 Baladhika Jaya Tanam Edamame di Situbondo
- Kabupaten Malang Kirim 70 Atlet ke Ajang Fornas di NTB, Optimis Juara Empat
- Banyak Beras Premium Diduga Oplosan Ditarik dari Pasaran
- Pemkot Malang Dorong Pelajar Muhammadiyah Aktualisasi Diri Berbasis Karakter di Era Digital