“Banyak yang nggak bisa (teknologi). Ibu-ibu di sini banyak yang nggak bisa. Mereka ke pasar nggak bawa handphone, terlalu repot. Kami ini sudah repot mikirin perekonomian dan hal-hal lain,” jelas Istirohani.
Senada, Sumarni (48) juga mengaku belum mendapat sosialisasi dari pihak pasar atau pemerintah terkait akan pemberlakuan aplikasi Simirah tersebut. Meskipun dirasa sangat merepotkan, dirinya akan menuruti hal tersebut jika memang diwajibkan.
“Repot pastinya. Tapi kalau diwajibkan, saya nurut saja,” tutupnya. (ws6/ono)
Baca juga:
- OJK Malang Cabut Izin Usaha PT BPR Dwicahaya Nusaperkasa Batu
- Diplomat Kemlu Arya Daru Sempat Naik ke Rooftop dan Ponsel Belum Ditemukan
- Konflik Bersenjata Hari Kedua Thailand–Kamboja Semakin Memanas dan Terbuka
- Pelaku Penganiayaan Ayah dan Anak di Situbondo Berhasil Dibekuk
- Hasto Kristiyanto Divonis 3,5 Tahun Penjara dalam Kasus Suap PAW Harun Masiku