Asesmen Nasional (AN) Bikin Sekolah Tahu Kemampuan Anak Didik

Ilustrasi SMP Islam Sabilillah tampak dari depan. (jaz) - Asesmen Nasional (AN) Bikin Sekolah Tahu Kemampuan Anak Didik
Ilustrasi SMP Islam Sabilillah tampak dari depan. (jaz)

Malang, SERU.co.id – Asesmen Nasional (AN) merupakan program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, serta program kesetaraan pada jenjang sekolah dasar hingga menengah. Salah satu sekolah di Kota Malang, dengan hasil AN membuat sekolah bisa mengukur.

Kepala Sekolah SMP Islam Sabilillah, Ani Rahmawati SPd MPd mengungkapkan, hasil AN masing-masing berbeda hasil penilaian dan tidak bisa melihat secara peringkat. Sehingga tidak bisa mengetahui level secara paralel.

Bacaan Lainnya

“Tetapi kita bisa membandingkan sekolah kita ditingkatan kota seperti apa, rata-rata di tingkat provinsi bagaimana,” seru Ani Rahmawati, beberapa waktu yang lalu.

Kendati demikian, sekolah bisa mengetahui seberapa kemampuan anak didik dilihat dari beberapa kategori. Baik dari level dasar, cakap, atau masuk mahir. Menurut Rahma, AN tahun ini meski hasilnya telah keluar, tetapi belum menganalisis secara detail.

“Hasilnya hanya sekilas kita sampaikan kepada bapak ibu guru. Dari situ bapak ibu guru akan tahu, oh kemampuan anak-anak pada indikator ini sampai tahapan ini. Yang harus diperbaiki dari tahapan pembelajaran berikutnya apa saja,” ungkapnya.

Disinggung soal hasil kategori, pihaknya mengaku bermacam-macam capaian. Karena ada banyak indikator, khusus indikator tertentu di SMP Islam Sabilillah sudah mahir.

“Ada indikator tertentu masih cakap. Kan tidak hasil kesimpulan secara keseluruhan,” bebernya.

Menurutnya, asesmen tersebut bagaimana guru bisa mengarahkan dan melatih anak didik menganalisis mulai ujian Penilaian Akhir Semester hingga Penilaian Akhir Tahun. Kemudian Ujian Sekolah yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan memang dirancang khusus soal-soal berbasis Asesmen Kompetensi Minimum (AKM).

“Jadi kita tidak ada persiapan ngedrill soal tidak ada. Semua bapak ibu guru harus melakukan pembelajaran seperti itu, menanamkan literasi numerasi kepada anak-anak,” papar perempuan asli Lumajang tersebut.

Perihal kesulitan untuk menghadapi AN, ia menyebutkan, karena ketika pas kondisi daring full kurang efektif. Tetapi tetap memaksimalkan pembelajaran dengan SSDL Sisma Sistem Digital Learning.

Sebab, ada beberapa anak yang terpilih untuk AN oleh orang tua yang tidak mengijinkan sama sekali untuk sekolah. Karena memang kebutuhan AN, pihak sekolah mengkomunikasikan dengan baik, sehingga diizinkan masuk.

“Kalau lain-lain guru menyiapkan dengan baik. Soal ulangan harian kita menggunakan model Asesmen Kompetensi Minimum (AKM),” tutur Perempuan alumnus Magister Universitas Negeri Malang ini. (jaz/rhd)


Baca juga:

Pos terkait