LAMONGAN, SERU – Universitas Islam Lamongan (Unisla) terus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menghadapi persaingan di era revolusi industri 4.0.
Melesatnya perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0 memang membuat lembaga pendidikan juga harus mengikuti perkembangan yang terjadi.
“Sebagaimana kita ketahui Revolusi industri 4.0 perkembangannya melejit. suka atau tidak suka kita harus menyiapkan sumber daya manusianya untuk menghadapi itu semua” kata Rektor Unisla, Bambang Eko Muljono, Selasa (5/11/2019).
Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan kualitas SDM adalah dengan memperbaharui kurikukum pendidikan dan disesuaikan dengan kondisi terkini.
“Fakultas ekonomi akan mulai menyesuaikan kurikulum dimana sekarang semuanya sudah berubah, masyarakat kita tidak hanya 4.0 tapi 5.0. sekarang antara murid dan guru, dosen dan mahasiswa, kecerdasannya terpaut 5 menit, begitu dia ngomong, mahasiswanya lihat di google, sudah ada di sana,” ujarnya.
Guna mematangkan kurikulum yang baru, hari ini Unisla menggelar Focus Group Discution (FGD) untuk evaluasi dan pemutakhiran kurikulum program studi akuntansi Fakultas Ekonomi, dengan melibatkan sejumlah pihak, diantaranta Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) wilayah Jawa Timur, KPP Pratama Lamongan, pakar akuntansi, induatri hingga praktisi.
“Ini harus kita bicarakan bersama, tidak bisa perguruan tinggi membuat kurikulum sendiri, setelah itu tidak digunakan. Stake holder harus memberi masukan kepada perguruan tinggi, karena kami ditugaskan oleh begara untuk menyiapkan sumberdaya manusia,” tutur Bambang.
Bambang berharap, dengan kurikulum yang baru mampu meningkatkan Kecakapan dan keterampilan mahasiswa sehingga siap menghadapi tantangan masa depan.
“Ukurannya bu Gubernur Jatim, masa depan ini tahun 2050, menurut peneliti dunia, di tahun 2050 Indonesia menjadi negara nomor 4 di dunia, nomor 1 adalah China, nomor 2 Amerika, nomor 3 India dan nomor 4 Indonesia. Oleh karena itu harus disiapkan, barang siapa yang negaranya tidak siap sumber daya manusianya, itu tidak akan mampu untuk ikut serta dalam percaturan di dunia,” ucap Bambang.
Sementara itu Dekan Fakultas Ekonomi Unisla, Nurul Badriyah, berharap dengan digelarnya FGD teraebut, kurikulum yang telah dibuat akan di-review oleh para stake holder, sehingga nantinya bisa menjawab tantangan di era rwvolusi induatri 4.0. “Itu adalah program yang ingin kita tindak lanjuti secara berkala” kata Nurul. (Fiq)