Jakarta, SERU.co.id – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA) terhadap 5 jenis vaksin yang akan digunakan untuk booster. Kepala BPOM Penny K Lukito menjelaskan, kelima jenis vaksin tersebut adalah CoronaVac, Pfizer, Moderna, AstraZeneca, dan Zifivax.
Program vaksin booster dibagi menjadi dua yaitu homologous dan heterologous. Homologous merupakan pemberian dosis 1-3 menggunakan platform dan merek yang sama. Untuk program ini, vaksin yang digunakan adalah Pfizer, CoronaVac dari bahan baku Sinovac, dan AstraZeneca. Sementara, untuk heterologous, vaksin yang digunakan adalah Zifivax. Serta, merek yang digunakan baik untuk homologous dan heterologous adalah Moderna.
CoronaVac dari bahan baku vaksin Sinovac diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero). Penerima vaksin booster CoronaVac akan mendapatkan satu dosis dengan kemampuan peningkatan rata-rata titer antibodi netralisasi sebesar 21-35 kali lipat pasca 4 minggu vaksinasi. Vaksin ini hanya diberikan untuk skema homologous atau bagi penerima yang sebelumnya dosis 1-2 mendapatkan vaksin Sinovac.
Selanjutnya, vaksin Pfizer juga diberikan kepada penerima dosis 1-2 dengan merek yang sama. Jenis vaksin ini disuntikkan satu dosis kemampuan peningkatan rata-rata titer antibodi netralisasi sebesar 21-35 kali lipat pasca empat pekan vaksinasi. Booster dengan Pfizer diberikan kepada penerima berusia 18 tahun ke atas setelah enam bulan dari vaksinasi primer.
Vaksin AstraZeneca juga diperuntukkan untuk skema homologous. Dengan satu dosis, imunogenisitas penerima menunjukkan kenaikan titer antibodi sekitar 3,5 kali lipat.
Sedangkan, bagi vaksin skema heterologous yaitu Zifivax diberikan satu dosis. Kemampuan peningkatan rata-rata titer antibodi netralisasi penerima naik 30 kali setelah vaksin primer Sinovac atau Sinopharm.
Vaksin booster yang diberikan hanya setengah dosis adalah Moderna. Penny menyebut, Moderna memiliki kemampuan peningkatan rata-rata titer antibodi netralisasi sebesar 13 kali lipat. Moderna dapat diberikan untuk skema homologous maupun heterologous.
“Vaksin Moderna untuk homolog dan heterolog booster dengan dosis setengah dosis,” ujar Penny, Senin (10/1/2022).
Program vaksin booster diharapkan akan membentuk antibodi yang lebih tinggi dan melindungi dari varian covid-19 yang terus berkembang. Pemerintah menjadwalkan akan memulai vaksin booster pada 12 Januari 2022 di 244 kabupaten/kota. Wilayah yang melaksanakan vaksin booster adalah wilayah yang telah mencapai dosis pertama sebanyak 70 persen dan 6- persen dosis kedua.
Kementerian Kesehatan menargetkan, sebanyak 100 juta orang akan mendapatkan booster. Adapun skema yang dipersiapkan adalah didanai APBN alias gratis dan berbayar atau mandiri. Terkait hal ini, pemerintah belum menjelaskan secara resmi. (hma/rhd)
Baca juga:
- Babinsa Gadang Dampingi Bulog dalam Penjualan Beras Premium
- Dandim 0833 Bekali Diklat Calon Paskibraka Kota Malang
- Tim Satgas Pangan Kabupaten Malang Temukan Beras Premium Diduga Oplosan di Pasar Tradisional
- BKAD Kota Malang Kebut Sertifikasi Ribuan Aset Pemerintah, Minimalisir Sengketa
- Bapenda Kota Malang Singgah Perumahan Malam Hari, Permudah Bayar PBB