Pasca temuan 5900 Batang Rokok Tanpa Pita Cukai
Kediri, SERU.co.id – Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar mengajak masyarakat bersama-sama ikut serta menggempur rokok ilegal yang beredar di Kota Kediri. Selain melanggar peraturan mengenai barang kena cukai, pelanggaran ini juga berdampak pada pendapatan negara. Hal tersebut disampaikan Mas Abu setelah mendapati ditemukannya 5900 batang rokok tanpa pita cukai yang dijual di 2 toko yang berbeda. Temuan ini berasal dari hasil operasi bersama Pemerintah Kota Kediri dan Bea Cukai Kediri pada Selasa (27/10/2021).
“Dari dana hasil cukai ini, nantinya juga akan kembali kepada masyarakat, salah satu contohnya yaitu peningkatan pelayanan kesehatan, jaminan kesehatan penduduk, serta penanggulangan pandemi Covid-19. Jadi saya harap masyarakat Kota Kediri juga ikut dalam memberantas peredaran rokok illegal,” ujar Mas Abu, Rabu (28/10/2021).
Operasi ini dilakukan di 3 Kecamatan dengan menyasar toko dan warung yang terletak di pinggiran Kota Kediri dan disinyalir rawan peredaran barang kena cukai ilegal. Dari hasil tersebut, barang bukti berupa rokok polos tersebut disita dan selanjutkan akan dilakukan pemeriksaan oleh Bea Cukai Kediri.
“Nantinya pemilik toko juga akan diperiksa dari mana dan siapa pemasok rokok tersebut,” ujar Kepala Bagian Perekonomian Pemerintah Kota Kediri, Zachrie Ahmad.
Selain melakukan operasi rokok illegal, tim gabungan ini juga melakukan sidak ke beberapa outlet vapor di Kota Kediri. Menurut Zachrie, sampai saat ini tingkat kepatuhan para pelaku usaha vapor masih baik.
“Sejak diberlakukan pita cukai pada vapor di tahun 2018, saat ini masih belum ditemukan adanya pelanggaran. Saat turun ke lapangan pun kami sekaligus memberi pemahaman ke pemilik toko mengenai barang kena cukai,” tambahnya.
Seperti halnya yang disampaikan Hendra, salah satu pemilik toko vapor di area Kecamatan Mojoroto. Ia menuturkan, telah mengetahui informasi pita cukai dan juga diundang dalam kegiatan sosialisasi Barang Kena Cukai, pada Rabu (27/10).
“Memang sudah dijelaskan kalau ada semua produk vapor harus memiliki pita cukai, kecuali yang non nikotin dan saya jualnya yang berpita cukai semua. Sebenarnya ada permintaan vapor non nikotin dan tanpa pita cukai, tapi saya gak mau ambil resiko,” ujar Hendra.
Hendra pun mengatakan, adanya permintaan vapor tanpa pita cukai karena selisih harga yang mencapai 3x lipat dari vapor dengan pita cukai. (mid/im/mzm)
Baca juga:
- Ketua GP Ansor Kencong Sebut Bupati Jember Tak Perlu Berstatement Sound Horeg
- Polres Malang Godok Aturan Larangan Penggunaan Sound Horeg Berlebihan
- Pemkot Malang Pastikan Penerapan Manajemen Talenta ASN Mulai 2026
- Jatim Dukung BKN Wujudkan Efektivitas Tata Kelola Pemerintahan Lewat Manajemen Talenta
- UM Berlakukan Sistem Smart Gate Parking, Ini Alasan dan Tarifnya