Malang, SERU.co.id – Memasuki masa panen padi di Kabupaten Malang membuat komoditi tanaman pangan mengalami surplus hingga mencapai 72 ribu ton.
Hal ini membuat Pemkab Malang, melalui Dinas Ketahanan Pangan memastikan stok beras akan aman, hingga memasuki musim lebaran yang tinggal beberapa bulan lagi. Sejauh ini rata-rata beras yang dihasilkan dalam 1 hektar mencapai 10 ton.
“Stok beras di Kabupaten Malang setempat sejauh ini masih aman, bahkan surplus,” seru Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang, Nasri Abdul Wahid, kepada SERU.co.id, Minggu (21/3/2021).
Lebih lanjut Nasti mengaku, saat ini pihaknya tengah menunggu instruksi dari Bupati Malang, tentang gagasan untuk mengembangkan bibit padi yang menghasilkan 15 ton dalam satu hektarnya. Jika wacana tersebut direalisasikan, maka akan ada pengembangan varietas yang membuat produksi padi di Kabupaten Malang meningkat secara signifikan.
Wacana penambahan produksi tersebut dibuat, karena Kabupaten Malang sebagai salah satu daerah pemasok sumber pangan dari daerah Jawa Timur (Jatim). Ia bahkan juga mengakui tanaman pangan dari Kabupaten Malang ini, dalam kurun beberapa waktu terakhir juga memasok hingga di daerah Ibukota.
“Dengan kondisi surplus ini, diharapkan petani bisa mempertahankan hasil panen dan intruksi dari Pemkab Malang, guna menjaga harga di pasaran,” imbuh Nasri.
Bahkan karena terjadinya surplus produksi beras di Kabupaten Malang, tercatat dalam neraca pangan rata-rata produktifitas per hektar mencapai 701 ton gabah kering giling.
Terpisah, Siswoyo salah satu petani padi di Desa Sengguruh Kecamatan Kepanjen mengaku, meski produksinya mengalami peningkatan, namun harga beras saat ini masih stabil seperti biasanya.
“Harga beras premium yang paling rendah yakni Rp. 9000 dan yang paling tinggi Rp. 13.000 per kilogramnya,” tandasnya. (ws2/rhd)