Malang, SERU.co.id – Institute Teknologi Nasional (ITN) Malang kembali meraih Anugerah Kampus Unggul (AKU) dari Lembaga Layanan Pendidikan Perguruan Tinggi (LLDikti) wilayah VII Jatim. Penghargaan AKU ini merupakan kali ke-7 bagi ITN Malang, sekaligus membukukan predikat Kampus Unggulan kali ke-12 yang diterima ITN sejak tahun 2009.
Selain itu, ITN Malang mendapatkan rangking pertama kategori Institut, dari 328 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Jawa Timur. Disusul Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri dan Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia, pada peringkat kedua dan ketiga.
“ITN Malang mendapat rangking pertama kategori Institut pada penghargaan AKU 2020. ITN Malang juga pernah mendapatkan AKU tiga kali berturut-turut pada 2019, hingga mendapatkan AKU Kartika,” ungkap Wakil Rektor (WR) I Bidang Kurikulum ITN Malang, Dr F Yudi Limpraptono, ST, MT, didampingi WR II Dr Gaguk Sukowiyono, MT, dan WR III Ir Fourry Handoko, ST, SS, MT, PhD, IPU, dalam konferensi pers, Jumat (11/12/2020).
Menurut Yudi, perolehan ini didasarkan pada empat kriteria penilaian. Pertama, kriteria Kelembagaan dan Kerjasama (20 persen). Kedua, kriteria Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (25 persen). Ketiga, kriteria Pembelajaran dan Kemahasiswaan (30 persen). Dan keempat, kriteria Risbang dan Inovasi (25 persen).
Yudi membeberkan, kampus biru ini berupaya meningkatkan kualitas empat kriteria tersebut. Salah satunya, ITN Malang menyiapkan sistem pembelajaran daring SPADA sejak 2018. Mau tak mau, dosen wajib menyampaikan materi-materi perkuliahan daring, jauh sebelum pandemi.
“Sebelum ada pandemi covid-19, ITN Malang telah menerapkan perkuliahan daring itu,” seru Yudi.
Yudi mengakui, banyak hal yang perlu ditingkatkan, termasuk kualitas SDM tenaga pendidik dan kelembagaan. Dimana saat ini ITN Malang telah memiliki 4 Profesor, dan 3 Prodi telah mengantongi akreditasi A.
Upaya tersebut sebagai implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kemendikbud. Dimana saat ini, ada 9 prodi yang mendapatkan hibah untuk kerjasama dengan pihak industri dan pihak lainnya, melalui program MBKM.
“Secara bertahap kami berusaha mewujudkan program Kampus Merdeka Kemendikbud dengan beberapa rangkaian. Selain pembelajaran daring, program hibah, dan program lainnya,” beber Fourry Handoko.
Sebelumnya, Sekretaris LLDIKTI Wilayah VII, Dr Widyo Winarso, MPd menjelaskan, Kemenristekdikti saat ini memang sangat menekankan adanya kolaborasi antara perguruan tinggi dengan masyarakat, dunia industri, media, dan juga unsur yang lain.
“AKU digelar sebagai pemicu perguruan tinggi agar senantiasa melakukan transformasi. Artinya kami memperkenalkan mahasiswa kita ke dunia nyata, dunia kerja atau dunia karya itu agar lebih cepat lebih baik,” ucapnya. (rhd)