Malang, SERU.co.id – Berdasarkan rilis Inflasi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang pada Oktober 2020, Kota Malang tercatat mengalami deflasi sebesar -0,06% (mtm), 0,77% (ytd), dan 1,23% (yoy). Sehingga selama masa Pandemi Covid-19, Kota Malang tercatat mengalami 5 (lima) kali deflasi, yaitu bulan Maret, April, Agustus, September, dan Oktober (2020).
Andil deflasi terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau (-0,42%-mtm). Terutama disebabkan oleh turunnya harga buah musiman. Selain itu, perkembangan inflasi aneka rokok juga masih rendah, akibat masih rendahnya permintaan sejalan dengan daya beli yang belum pulih.
“Kelompok yang menjadi penyumbang deflasi adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya (-0,16%-mtm) dan terakhir kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar (-0,03%-mtm),” ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Malang, Azka Subhan, dalam keterangan resminya.
Penurunan tarif listrik berdasarkan keputusan Kementerian ESDM, yang mempertimbangkan pergerakan faktor determinannya berdampak terhadap deflasi yang terjadi di bulan ini. Selain itu, komoditas utama yang menjadi penyumbang deflasi di Kota Malang, antara lain mangga, daging ayam ras, dan emas perhiasan dengan andil masing-masing sebesar 0,02%, 0,02%, dan 0,01%. Deflasi komoditas emas perhiasan sejalan dengan perkembangan harga emas global yang juga mencatatkan deflasi.
“Meski demikian, deflasi yang terjadi pada periode saat ini cukup tertahan dengan kenaikan harga dari beberapa komoditas lain,” imbuh Azka.
Kelompok yang mencatatkan inflasi pada Oktober 2020, antara lain transportasi (0,33%), kesehatan (0,03%), rekreasi, olahraga dan budaya (0,03%), informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,02%), perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,01%).
Tarif angkutan udara mengalami inflasi 2,49%, sebagai respon dari sejumlah maskapai dengan adanya libur dan cuti bersama di akhir bulan Oktober 2020. Sehingga turut menaikkan harga tiket.
Hal ini dikonfirmasi oleh pengelola Bandara Abdulrachman Saleh Malang, selama Periode Oktober 2020 tercatat adanya pergerakan pesawat sebanyak 85 kali lepas landas dan 85 kali pendaratan. Dengan total penumpang datang dan berangkat sebanyak 14.041 penumpang yang menunjukan peningkatan sebesar 55,34% (mtm).
Ke depan, KPw Bank Indonesia Malang terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah daerah, guna menjaga inflasi sesuai kisaran targetnya.
Koordinasi kebijakan tersebut, terutama ditujukan untuk mengantisipasi risiko inflasi komoditas bahan pangan strategis, dari kemungkinan adanya gangguan produksi dan distribusi di tengah curah hujan yang meningkat karena fenomena La Nina.
Selain itu, Tim Pengendalian Inflasi Daerah juga terus memastikan terjaganya ekspektasi masyarakat terhadap kecukupan stok pangan strategis di akhir tahun 2020 sampai dengan awal tahun 2021.
Di samping itu, Bank Indonesia dan Pemerintah juga terus berupaya untuk mendorong peningkatan daya beli masyarakat selama berlangsungnya pandemi Covid-19 sebagai bagian dari upaya mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional. (rhd)