Peringati Hari Santri Nasional, Santri FISIP UB Berikrar Jaga NKRI

Santri FISIP UB upacara peringati Hari Santri Nasional
Santri FISIP UB upacara peringati Hari Santri Nasional. (ist)

Malang, SERU.co.id – Memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2020, para sivitas akademika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) menggelar upacara di Pesantren Mahasiswa Tanwir al Afkar Malang,  asuhan KH Muwafik Saleh, Kamis (22/10/2020).

Upacara dipimpin Dekan FISIP UB, Dr H Sholih Mu’adi, yang diikuti 30 peserta mahasiswa, santri Pesma, dan Banser NU, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, penggunaan masker dan jaga jarak.

Bacaan Lainnya

“Santri bukan kelompok puritan, bukan kelompok terpinggirkan. Tetapi santri adalah kelompok yang siap memimpin bangsa ini. Hal ini sudah terbukti bahwa santri pernah menjadi presiden dan wakil presiden,” ucap Dr Sholih Mu’adi, dalam amanahnya.

Dekan FISIP UB yang baru menjabat Juli 2020 ini menyampaikan, sivitas akademika FISIP UB berkewajiban memajukan bangsa dan menjaga NKRI. Sekaligus wujud resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945, dalam melawan sekutu yang ingin merebut kemerdekaan Indonesia.

Dalam kesempatan itu, peserta upacara mengucapkan lima ikrar, yaitu

  1. Sebagai santri NKRI, berpegang teguh pada aqidah ajaran nilai dan tradisi Islam Ahlussunnah wal Jamaah.

  2. Sebagai santri NKRI, bertanah air satu, tanah air Indonesia, berideologi negara satu, ideologi pancasila, berkonstitusi satu, UUD 1945, berkebudayaan satu, kebudayaan Bhinneka Tunggal Ika.

  3. Sebagai santri NKRI, selalu bersedia dan siap siaga menyerahkan jiwa dan raga membela tanah air dan bangsa Indonesia, mempertahankan persatuan dan kesatuan nasional serta mewujudkan perdamaian abadi.

  4. Sebagai santri NKRI, berperan aktif dalam pembangunan nasional, mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin untuk seluruh rakyat Indonesia yang berkeadilan.

  5. Sebagai santri NKRI, pantang menyerah, pantang putus asa serta siap berdiri di depan melawan pihak-pihak yang akan merongrong Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Serta konstitusi dasar lainnya yang bertentangan dengan semangat proklamasi kemerdekaan dan resolusi jihad.

Sivitas akademik juga berencana menulis bunga rampai tulisan tentang peran santri dalam sebuah buku.

“Kami berharap menyebarkan pemikiran bahwa bangsa ini akan menjadi besar, jika jiwa santri melekat di setiap langkah pengembangan ilmu, yakni berdasar adab untuk membangun negeri,” tandas Rachmat Kriyantono, PhD, selaku koordinator penulisan buku. (rhd)

disclaimer

Pos terkait