Harga Gabah Melebihi HET, Dispangtan Kota Malang Sebut Positif bagi Petani

Harga Gabah Melebihi HET, Dispangtan Kota Malang Sebut Positif bagi Petani
Dispangtan Kota Malang menjelaskan, harga gabah melebihi HET menguntungkan petani. (Seru co.id/bas)

Malang, SERU.co.id – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang menanggapi harga gabah di tingkat petani melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 6.500 per kilogram. Pihaknya menyebut, mekanisme pasar saat ini justru menguntungkan bagi petani dari sisi ekonomi.

Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan Hariyadi mengungkapkan, tingginya harga gerabah merupakan hal positif. Harga jual yang lebih tinggi merupakan bentuk penghargaan atas kerja keras petani.

Bacaan Lainnya

“Harga di atas HET justru menjadi keuntungan bagi petani. Dengan harga tinggi, jerih payah petani selama kurang lebih 100 hari akan terbayarkan,” seru Slamet, Jumat (19/9/2025).

Slamet menjelaskan, kualitas gabah yang dinilai baik menjadi salah satu faktor yang memungkinkan harga jualnya lebih tinggi. Ia menilai, harga jualnya masih bisa mencapai Rp7.000 hingga Rp 7.200 per kilogram.

“Harga tersebut masih mampu menutupi biaya produksi petani, mulai dari pembelian benih, pupuk, hingga proses panen. Ini bentuk apresiasi atas kerja keras petani,” ungkapnya.

Pria kelahiran Banyuwangi itu juga membantah bahwa kenaikan harga disebabkan oleh intervensi Bulog. Pasalnya, harga terbentuk secara alami di pasar dan justru menguntungkan petani.

“Kenaikan ini sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan mereka. Kami juga menargetkan produksi gabah pada akhir musim panen Desember 2025 bisa mencapai 15.000 ton,” ujarnya.

Meski demikian, jumlah ini belum mampu memenuhi kebutuhan tahunan Kota Malang yang mencapai 40.000 hingga 45.000 ton. Hal ini wajar, mengingat Kota Malang bukan sentra pertanian.

“Bulog berperan dalam menjaga pasokan beras di tengah defisit produksi lokal. Kota Malang bukan daerah produsen utama, jadi kerja sama antarwilayah sangat penting untuk menjamin ketahanan pangan,” jelasnya.

Terkait stok gabah saat ini, ia mengakui, memang sudah menipis setelah masa panen berakhir pada Agustus lalu. Akan tetapi, ketersediaan gabah akan kembali stabil saat musim panen berikutnya dimulai.

“Kondisi ini merupakan bagian dari siklus tahunan yang normal. Kami perkirakan pasokan gabah akan kembali meningkat pada November hingga Desember 2025,” pungkasnya. (bas/mzm)

disclaimer

Pos terkait