New York, SERU.co.id – Janice Tjen (23) membuat sejarah di US Open 2025. Ia menjadi petenis putri Indonesia pertama dalam 22 tahun terakhir yang meraih kemenangan di ajang Grand Slam. Tak lama setelahnya, poster ucapan selamat dari pengurus tenis Indonesia bermunculan.
Janice Tjen sukses menyingkirkan unggulan ke-24 asal Rusia, Veronika Kudermetova, lewat laga tiga set ketat 6-4, 4-6, 6-4 di New York. Capaian ini langsung menjadi sorotan dunia. Associated Press menulis, kemenangan Janice sebagai yang pertama bagi Indonesia sejak Angelique Widjaja di Roland Garros 2003. Kemenangan ini dianggap tonggak penting bagi tenis Asia Tenggara.
Namun, ada pemandangan ironis menyertai keberhasilan tersebut. Janice jujur mengakui, perjuangannya ditempuh sendirian dengan sokongan keluarga, sponsor pribadi, dan kerja keras pelatihnya Chris Bint. Tiba-tiba saja poster ucapan selamat bergambar wajah para pengurus tenis Indonesia bertebaran di media sosial.
Sejak lulus dari Pepperdine University pada 2024, Janice sempat ragu apakah akan menekuni jalur profesional. Tenis adalah olahraga mahal, tiket pesawat lintas benua, biaya pelatih, hingga turnamen internasional yang menuntut perjalanan panjang.
“Saya tidak akan bisa melakukan semua ini tanpa sponsor pribadi dari Indonesia. Juga dukungan penuh keluarga saya,” seru pelatihnya, Chris Bint, pria kelahiran Inggris yang kini setia mendampingi Janice.
Yang membuat kisah Janice semakin dramatis adalah lonjakan kariernya. Pada Mei lalu, ia bahkan tidak memiliki peringkat dunia. Hanya dalam 16 bulan, ia memenangkan 100 dari 113 pertandingan, mengoleksi tujuh gelar ITF, termasuk di Belgia dan Selandia Baru, hingga menembus 150 besar dunia. Saat ini, Janice duduk di peringkat 149 tunggal WTA.
Pencapaiannya membawanya ke kualifikasi US Open. Kini ia sudah mengukir sejarah sebagai petenis Indonesia pertama yang menang di Grand Slam sejak era Angelique Widjaja.
Meski begitu, ketika ditanya wartawan soal dukungan pemerintah atau federasi dari Indonesia, Janice tak mampu menjawab. Ia hanya menyebut keluarganya yang paling banyak membantu.
“Saya bangga melakukan ini untuk negara saya. Semoga bisa menginspirasi anak-anak muda untuk percaya bahwa mereka juga bisa berada di sini,” ucapnya. (aan/mzm)