BPK Wilayah XI Lakukan Ekskavasi pada Lokasi Temuan Diduga Struktur Candi di Landungsari Dau

BPK Wilayah XI Lakukan Ekskavasi pada Lokasi Temuan Diduga Struktur Candi di Landungsari Dau
Proses penggalian lokasi yang diduga struktur candi di Balekambang, Dusun Bendungan, Desa Landungsari, Kecamatan Dau Kabupaten Malang. (Seru.co.id/wul)

Malang, SERU.co.id – Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Mojokerto, melakukan kegiatan survey penyelamatan pada situs Balekambang, Dusun Bendungan, Desa Landungsari, Kecamatan Dau Kabupaten Malang, Senin (23/6/2025).

Arkeolog BPK Wilayah XI, Ning Suryati menerangkan, kegiatan ini dilakukan selama lima hari dari 22-26 Juni 2025 nanti. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengetahui secara pasti, temuan yang sempat menggegerkan warga ini struktur candi atau bukan.

Bacaan Lainnya

“Karena nanti apakah kita tidak mengetahui konteks dari temuan tersebut. Karena kan penting banget bagi kita, untuk mengetahui konteks bangunannya ya. Apalagi strukturnya apa, koordinatnya,” seru Ning, saat dikonfirmasi SERU.co.id.

Arkeolog BPK Wilayah XI, Ning Suryati. (Seru.co.id/wul)

Dirinya menjelaskan, selain melakukan kegiatan survey penyelamatan ini, pihaknya juga melakukan pemeriksan data terhadap pihak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK).

“Nah itu kita masih mengkaji ya, masih belum-belum dapat asal-usul kenapa namanya Balekambang,” ungkapnya.

Ning menuturkan, dalam kegiatan survey penyelamatan tersebut pihaknya melakukan metode ekskavasi dan test fit (lubang uji).

“Test fit juga sama, sebenarnya ekskavasi juga, tapi kita pakai titik bunyi. Jadi, kalau yang sekarang ini, kita buka ukurannya 2 meter x 2 meter, tapi nanti untuk test pit, kita cuma 1x1x1(panjang, lebar dan kedalaman). Jadi, panjang lebarnya itu 1 meter kedalamannya 1 (meter),” jelasnya.

“Untuk mengetahui apakah memang di dalam tanah itu ada temuan atau tidak. Kalau misalnya nanti ada temuan, itu kita baru bisa mengeluarkan rekom,” imbuh Ning.

Dikatakan Ning, dari proses tersebut nantinya akan lebih diketahui lebih lanjut temuan itu ada sejak masa apa, bangunan apa dan lain sebagainya.

“Apakah dia memang bangunan candi, apakah struktur bangunan atau apa. Tapi sampai sekarang kita belum tahu ya dia bentuknya seperti apa, jadi saya belum bisa mengambil kesimpulan,” tuturnya.

Untuk mendapatkan gambaran temuan itu, pihaknya menggali 6 kotak tanah yang telah diukur dengan alat theodolit. Sehingga proses pengukuran dilakukan dengan metode agar tidak merusak struktur temuan. (wul/mzm)

Pos terkait