Pamekasan, SERU.co.id – RSUD Smart Pamekasan bersama BPJS Kesehatan mengambil langkah tanggap darurat untuk membantu pasien yang membutuhkan layanan cuci darah atau Hemodialisis (HD) secara mendesak.
Sebelumnya, dilaporkan terdapat enam pasien yang tidak mendapatkan tempat untuk melakukan HD. Namun, satu dari enam pasien tersebut telah meninggal dunia karena tidak segera mendapatkan penanganan.
Menanggapi situasi itu, Direktur RSUD Smart Pamekasan Raden Budi Santoso, menyatakan kesiapannya untuk melayani lima pasien yang masih bertahan, atas dasar rasa kemanusiaan.
“Karena kondisi darurat dan tidak adanya tempat HD di RS lain, solusi dari kami adalah membuka layanan melalui rawat inap melalui IGD terlebih dahulu. Ini bentuk tanggung jawab dan rasa kemanusiaan kami,” ujar Direktur RSUD Smart Pamekasan, Rabu (21/5/2025).
Ia menambahkan, layanan HD pada shift keempat di RSUD telah ditutup karena belum memenuhi standar. Oleh karena itu, solusi rawat inap menjadi langkah sementara agar pasien tetap bisa mendapatkan perawatan yang dapat diklaim melalui BPJS.
Sementara itu, Kepala BPJS Kesehatan Pamekasan, Nuzuluddin Hasan menyampaikan kesiapannya membantu proses klaim bagi lima pasien tersebut, baik yang memilih menjalani perawatan melalui IGD maupun tidak.
“Bila pasien bersedia mengikuti skema rawat inap dari rumah sakit, layanan akan langsung berjalan. Namun jika tidak ingin melalui IGD, klaim tetap bisa diproses asalkan pasien menandatangani surat perjanjian dan kesepakatan terlebih dahulu,” ujar Kepala BPJS Pamekasan. (udi/mzm)