UM Kukuhkan Lima Guru Besar, Hadirkan Inovasi Berbagai Bidang

UM Kukuhkan Lima Guru Besar, Hadirkan Inovasi Berbagai Bidang
UM kukuhkan lima guru besar lintas jurusan. (ist/Instagram @universitasnegerimalang)

Malang, SERU.co.idUniversitas Negeri Malang (UM) kembali menunjukkan eksistensinya dengan mengukuhkan lima guru besar lintas jurusan, Rabu (26/2/2025). Kelimanya hadir membawa gagasan segar, mencerminkan semangat akademik dan inovasi dalam berbagai bidang. Mulai dari upaya internasionalisasi Bahasa Indonesia, potensi bambu laminasi, IoT system, pemberdayaan masyarakat hingga konverter cerdas.

Prof Dr Gatut Susanto MM MPd dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Manajemen Pendidikan BIPA. Prof. Gatut menyoroti pentingnya kebanggaan terhadap Bahasa Indonesia. Menurutnya, akademisi di Indonesia terlalu mengagungkan publikasi berbahasa Inggris, seolah-olah Bahasa Indonesia tidak mampu menjadi bahasa ilmu.

Bacaan Lainnya

“Bahasa Indonesia bukan sekadar alat komunikasi sehari-hari, tetapi juga bahasa pengetahuan, diplomasi dan peradaban. Jika kita ingin menjadikannya bahasa internasional, maka harus ada kesadaran kolektif untuk terus menggunakannya dalam akademik dan penelitian,” seru Prof. Gatut, Rabu (26/2/2025).

Prof Mokh Sholihul Hadi berharap hasil penelitiannya segera bisa diimplementasikan. (foto: afi)

Saat ini, Bahasa Indonesia telah diajarkan di 54 negara dan menjadi bagian dari kurikulum universitas di Amerika Serikat sejak 1948, di Australia sejak 1957 dan di Jepang sejak 1949.

“Namun, untuk benar-benar diakui sebagai bahasa internasional, Bahasa Indonesia masih harus memenuhi standar seperti yang ditetapkan EGIDS. Yaitu memiliki sejarah panjang dalam ranah tulis, diakui secara resmi di beberapa negara dan digunakan secara luas dalam percakapan global,” ungkap dosen Departemen Sastra Indonesia ini.

Prof Dr Karyadi MP MT dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Teknik Sipil/Struktur Bambu. Prof. Karyadi menyoroti potensi bambu laminasi sebagai bahan bangunan yang lebih kuat dan ramah lingkungan dibanding kayu dan beton.

“Bambu laminasi memiliki kekuatan tekan 59,08 MPa dengan rasio kekuatan terhadap massa lebih tinggi dibanding beton dan baja. Menjadikannya pilihan ideal untuk bangunan tahan gempa,” jelasnya.

Baca juga: Kolaborasi UB dan P4S Bumiaji, Maksimalkan IOT Penuhi Pasar Nasional Internasional

Dengan sifatnya yang ringan dan kuat, bambu laminasi dapat menjadi alternatif utama dalam konstruksi berkelanjutan. Dapat mengurangi ketergantungan pada kayu dan beton yang semakin terbatas dan berdampak besar pada lingkungan.

Prof Dr Eng Mokh Sholihul Hadi ST MEng dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang IoT System. Ia memaparkan, bagaimana Internet of Things (IoT) dapat merevolusi sektor pertanian, kesehatan dan transportasi.

“Dalam pertanian, IoT memungkinkan sistem indoor farming berbasis kecerdasan buatan. Dapat mengatur suhu, kelembaban dan nutrisi tanaman secara otomatis,” ujarnya.

Di sektor kesehatan, sistem pemantauan pasien berbasis IoT yang dikembangkannya memungkinkan tenaga medis menerima data real-time dari pasien. Tindakan cepat dapat dilakukan tanpa harus selalu berada di rumah sakit. Bahkan, teknologi ini pernah digunakan dalam penanganan COVID-19 untuk memantau kondisi pasien secara jarak jauh.

“Di bidang transportasi, risetnya tentang mobil listrik berbasis IoT memungkinkan kendaraan berkomunikasi satu sama lain. Tujuannya mencegah kecelakaan dan meningkatkan efisiensi lalu lintas. Dalam 10 hingga 20 tahun ke depan, IoT akan menjadi tulang punggung revolusi industri 5.0 di Indonesia,” ungkapnya optimis.

Prof Dr H Sucipto MS dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat. Ia menegaskan, pentingnya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dalam meningkatkan literasi dan keterampilan masyarakat.

“Keberadaan PKBM bukan hanya sekadar tempat kursus atau pelatihan kerja. Namun juga pilar penting dalam membangun masyarakat yang lebih mandiri dan adaptif terhadap perubahan zaman. Dengan pendekatan penyadaran, pengkapasitasan, pendampingan, penguatan dan pengakaran, PKBM dapat membantu masyarakat meningkatkan kualitas hidup mereka secara berkelanjutan,” urai dosen Pendidikan Luar Sekolah UM ini.

Terakhir, Prof Aripriharta ST MT PhD dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Elektronika Daya. Lewat Srengenge 4.0, konverter cerdas, memungkinkan panel surya bekerja lebih efisien dan adaptif terhadap perubahan cuaca. Dengan teknologi Swarm Intelligence, yang meniru perilaku lebah dalam mencari lokasi terbaik, sistem ini dapat mengoptimalkan produksi energi secara mandiri.

“Energi hijau bukan lagi masa depan, melainkan kebutuhan saat ini. Dengan inovasi ini, kita bisa mencapai kemandirian energi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil,” tegasnya. (afi/ono)

Pos terkait